Pekanbaru (ANTARA) - Seekor anak gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) ditemukan mati akibat virus di Unit Konservasi Gajah Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina, Kampar, Rabu (11/1) lalu.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Genman S. Hasibuan melalui pernyataannya, Rabu, menjelaskan gajah tersebut pertama kali ditemukan pelatih gajah dalam posisi tergeletak.
Namun awalnya gajah bernama Damar tersebut dikira masih tertidur. Ternyata setelah diperiksa, dipastikan satwa jantan yang baru berusia 2 tahun 4 bulan tersebut telah mati. Padahal sehari sebelumnya Damar masih dalam keadaan baik dan tidak ada gejala sakit.
Kemudian pihak BBKSDA Riau mengambil sample lidah, hati, limpa, lambung, ginjal, jantung, paru paru, dan cairan perikardium gajah untuk dikirim ke Laboratorium di Kota Bogor guna mengetahui penyebab pasti kematian Damar.
"Berdasarkan hasil uji laboratorium yang baru keluar kemarin, diketahui Damar mati disebabkan Positif Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV)," terang Genman.
Lanjutnya, jenis virus ini sangat susah diprediksi. Gejalanya tidak terlihat jelas bila hanya melihat dari fisik gajah, namun dapat menyerang dengan cepat pada anakan gajah.
Disebutkan Genman, padahal selama ini pihaknya telah bekerjasama dengan lembaga pemerhati gajah dengan berupaya keras melakukan pencegahan dan antisipasi kematian gajah.
Secara bersama-sama pihaknya terus melakukan pengecekan medis secara rutin, pemberian obat, vitamin dan suplai makanan yang bernutrisi untuk satwa berbadan tambun tersebut.
Baca juga: Gubernur Riau beri nama bayi gajah sumatera
"Dunia konservasi sangat berduka. Kelucuan Damar selama ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung di TWA Buluh Cina," pungkasnya.
Sebelumnya tahun lalu seekor gajah Sumatera juga ditemukan mati di area lahan konsesi PT. Riau Abadi Lestari, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, Rabu (25/5). Berbeda dengan Damar, gajah yang juga tengah mengandung ini diduga sengaja diracun.
Berdasarkan hasil nekropsi memang tak ada upaya kekerasan, namun darah keluar dari hidung, mulut, telinga dan anusnya. Artinya ada indikasi bahwa gajah tersebut makan salah satu buah yang beracun.
Dibuktikan dengan hasil sampel yang dikirimkan ke Balai Veteriner, Bukittinggi, Sumatera Barat, gajah berusia umur 25 tahun tersebut dipastikan ia mati karena racun.
Baca juga: Greenradioline hijaukan lagi hutan bekas terbakar di TWA Buluh Cina
Baca juga: Seekor gajah sumatera lahir di TWA Buluh Cina Riau
Berita Lainnya
Kabar gembira, anak gajah Sumatera lahir di Bengkalis
08 April 2024 20:47 WIB
Polisi periksa eksternal dan internal TNTN terkait matinya gajah Rahman
25 March 2024 22:59 WIB
Chicco Jerikho datangi Polda Riau terkait matinya gajah Rahman
25 March 2024 18:15 WIB
Pemerhati desak Polda Riau tuntaskan penyelidikan kematian Gajah Rahman
17 March 2024 18:21 WIB
BBKSDA Riau lakukan uji laboratorium pastikan penyebab kematian gajah
12 July 2023 12:35 WIB
Satu ekor gajah sumatra ditemukan mati di Aceh Timur
15 October 2022 17:02 WIB
Dunia konservasi kembali berduka, gajah hamil ditemukan mati di Bengkalis
26 May 2022 15:04 WIB
Satu ekor gajah sumatera ditemukan mati tanpa kepala di Aceh Timur
12 July 2021 15:00 WIB