Pendiri Greenradionline Sari Indriati di sela kegiatan reboisasi di kawasan konservasi tersebut, Minggu, mengatakan kegiatan kepedulian memerlukan aksi nyata dengan menggandeng para mitra.
Sari juga mengakui ada sejumlah pihak-pihak yang terganggu dengan aksi kepedulian yang dilakukannya.
"Kita hanya ingin bekerja dengan gembira dan riang hati dalam aksi ini," katanya.
Dia berharap ratusan bibit pohon yang telah ditanam di kawasan konservasi itu bisa tumbuh dan tidak hilang. Bibit pohon berbagai jenis itu berjumlah 700 batang yang di antaranya berasal dari bantuan Pegadaian Pekanbaru, Dinas Lingkungan Hidup dan BKSDA Provinsi Riau.
Reboisasi di TWA Buluh Cina
Sementara Kepala Bidang teknis BKSDAProvinsi Riau, Mahfudmengatakan konservasi alam ataupun hutan tidak mungkin dilakukan sendiri, dan upaya yang dilakukan Greenradioline ini patut diapresiasi. "Semoga keanekaragaman hayati di sini tetap terjaga," katanya.
Dalam beberapa tahun terakhir kebakaran hutan dan lahan turut merambah kawasan yang berada di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar itu. Kebakaran terakhir terjadi pada Agustus 2019 yang menghanguskan kawasan seluas hampir empat hektare di kawasan dilindungi itu.
TWA Buluh Cina ada berdasarkan Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts.468/IX/2006 tertanggal 6 September 2006 dengan luas sekitar 1.000 hektare. Kawasan itu berasal dari lahan masyarakat Desa Buluh Cina yang dihibahkan tanpa ganti rugi.
Kemudian TWA Buluh Cina ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 3587/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 2 Mei 2014, dengan luas 963,33 hektare. Tipe ekosistem hutan TWA Buluh Cina didominasi hutan dataran rendah dan rawa air tawar.
Selain potensi flora dan fauna, TWA Buluh Cina mempunyai potensi pemandangan alam tujuh danau yang indah dan menarik bagi wisatawan. Di sana beragam kegiatan yang bisa dilakukan.