Badung, Bali (ANTARA) - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat sesi kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 mengajak negara-negara anggota G20 untuk menambah kontribusi di Dana Pandemi (Pandemic Fund) agar mekanisme pembiayaan untuk pencegahan dan penanggulangan pandemi itu berfungsi optimal.
"G20 telah berhasil membentuk Pandemic Fund. Ini harus diikuti dengan penambahan kontribusi pendanaan agar berfungsi secara optimal, termasuk kontribusi Indonesia yang telah memberi komitmen 50 juta dolar AS," kata Presiden Jokowi pada sesi kedua KTT G20 di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa.
Pandemic Fund, yang telah diusulkan sejak presidensi G20 Italia, berhasil dibentuk dan diluncurkan pada masa presidensi G20 Indonesia pada tahun ini, terutama dari hasil rangkaian pertemuan menteri kesehatan dan menteri keuangan selama 1 tahun terakhir.
Di sesi kerja kedua (working group session) KTT G20, para pemimpin negara anggota dan sejumlah pimpinan organisasi internasional seperti Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Presiden Bank Dunia David Malpass, berdiskusi dan membahas berbagai isu terkait arsitektur kesehatan global.
Dalam sesi pembahasan yang berlangsung tertutup, para pemimpin negara bakal membahas salah satunya mengenai Dana Pandemi yang diluncurkan secara resmi oleh Presiden Jokowi di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11).
Dana Pandemi sebagai suatu mekanisme pembiayaan yang dibentuk oleh negara-negara G20 melibatkan Bank Dunia sebagai penyimpan dana, dan WHO sebagai bagian dari penasihat/ahli yang memberi masukan bagaimana dana tersebut dipergunakan oleh negara-negara untuk kepentingan pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanggulangan pandemi.
Sejauh ini, Dana Pandemi telah mengumpulkan sekitar 1,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp21,7 triliun dari 24 donor, yang terdiri atas 21 negara dan tiga lembaga filantropi.
Negara-negara yang telah berkomitmen berkontribusi di Dana Pandemi, yaitu Komisi Eropa (European Commission), Amerika Serikat, Italia, Indonesia, China, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Uni Emirat Arab, Spanyol, Australia, Singapura, Norwegia, Selandia Baru, Inggris, India, Belanda, Prancis, Afrika Selatan, dan tiga lembaga filantropi yaitu Bill & Melinda Gates Foundation, Rockefeller, dan Wellcome Trust.
Di sesi kedua KTT G20, Arab Saudi, Prancis, dan Australia diyakini bakal mengumumkan secara langsung komitmen mereka berkontribusi terhadap Dana Pandemi berikut besarannya.
Presiden Jokowi pun pada sesi kedua KTT G20 kembali mengingatkan negara-negara G20 untuk terus menambah kontribusi dananya, karena hasil studi WHO dan Bank Dunia menunjukkan bahwa setidaknya dibutuhkan kurang lebih 31,1 miliar dolar AS tiap tahunnya agar dunia dapat lebih baik mencegah dan merespon ancaman pandemi di masa depan.
Tidak hanya menyinggung Dana Pandemi, Presiden Jokowi juga meminta negara-negara G20 mengawal pembentukan Traktat Pandemi.
"Ini penting untuk memperkuat kesiapsiagaan di tingkat nasional, kawasan, dan global," kata Presiden RI.
Baca juga: Presiden RI Joko Widodo secara resmi buka Forum KTT G20
Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan kesuksesan G20 tanggung jawab kolektif seluruh anggota
Berita Lainnya
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB
Bandara Radin Inten perkirakan capai 95 ribu penumpang di libur akhir tahun
19 December 2024 11:29 WIB
Baznas dan Kemenag resmi luncurkan peta jalan zakat 2045
19 December 2024 11:20 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia melemah di tengah The Fed pangkas suku bunga acuan
19 December 2024 11:12 WIB
Nilai tukar rupiah melemah tajam karena The Fed beri pernyataan sangat "hawkish"
19 December 2024 10:35 WIB