Jakarta (ANTARA) - Ikatan Motor Indonesia (IMI) terus mendorong pembangunan sirkuit bertaraf internasional di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya yang berada di kawasan Jakabaring Sport City, Palembang, Sumatera Selatan.
Ketua IMI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan bersama IMI Sumatera Selatan dan dukungan dari pemerintah provinsi setempat akan mencari investor agar pembangunan Sirkuit Internasional Jakabaring dapat terealisasi.
"Sirkuit Internasional Jakabaring sudah direncanakan sejak 2016. Mengingat gambar dan layout serta desain detail sirkuit sudah ada, tinggal cari dukungan pendanaannya," ujar Bamsoet yang belum lama ini juga turut meninjau lokasi sirkuit tersebut.
Bamsoet menjelaskan desain awal Sirkuit Internasional Jakabaring dibuat Herman Tilke, seorang arsitek sirkuit balap kelas dunia.
Panjang sirkuit mencapai 4.314 meter dengan 14 tikungan. Trek lurus terpanjang adalah 750 meter, sedangkan di start/finis 545 meter.
Sirkuit ini akan menganut model berlawanan arah jarum jam. Landscape sirkuit yang dibangun di samping danau, menjadikannya punya sisi eksotisme tersendiri.
"Keberadaan Sirkuit Internasional Jakabaring nantinya akan melengkapi keberadaan Sirkuit Internasional Sentul yang berada di Pulau Jawa, serta Sirkuit Internasional Mandalika yang berada di NTB sebagai representasi Indonesia bagian timur," kata Bamsoet.
"Penyebaran sirkuit dari mulai Sumatera hingga Indonesia Timur, akan berdampak positif bagi kemajuan prestasi atlet balap Indonesia, sekaligus meneguhkan Indonesia sebagai tuan rumah berbagai kejuaraan balap dunia," ujarnya menambahkan.
Sirkuit di Jakabaring, lanjut Bamsoet memiliki sarana dan prasarana yang memadai, dengan lahan mencapai 150 hektar.
Akses dari bandara menuju sirkuit juga sangat mudah, antara lain melalui Jembatan Ampera, hingga LRT. Dengan memiliki sirkuit, berbagai keuntungan akan diperoleh Palembang dan Sumatera Selatan pada umumnya.
Sebagaimana telah terjadi dalam pelaksanaan MotoGP pada 18-20 Maret 2022 lalu di Sirkuit Internasional Mandalika. Hampir 1,6 miliar penonton dunia menyaksikan dan menjadi promosi yang luar biasa bagi NTB pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Kontribusi nyata dari sektor perekonomian juga terlihat dari perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) NTB yang melaporkan perputaran uang selama berlangsungnya MotoGP di Mandalika mencapai Rp606,7 milliar.
"Jika bisa menggelar Formula 1, keuntungan yang didapat juga sangat besar. Sebagaimana penyelenggaraan F1 di berbagai negara yang terbukti mendatangkan keuntungan hingga triliunan rupiah," katanya.
"Sebagai contoh, perusahaan akuntan global Pricewaterhouse Coopers memproyeksikan Azerbaijan mendapat keuntungan ekonomi mencapai 506 juta dolar AS atau sekitar Rp7 triliun selama empat tahun menyelenggarakan F1," papar Bamsoet.