PBB (ANTARA) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menantikan kembalinya Rusia dalam implementasi Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam (Black Sea Grain Initiative), yang dihentikan oleh pihak Moskow pascaserangan terhadap Armada Laut Hitam Rusia, kata koordinator bantuan PBB pada Senin (31/10).
"Kami diyakinkan oleh jaminan Rusia bahwa pihaknya tidak menarik diri dari inisiatif tersebut dan hanya menangguhkan sementara berbagai aktivitas dalam implementasinya," kata Martin Griffiths, Wakil Sekjen untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat PBB, dalam pengarahan Dewan Keamanan PBB.
Rusia pada Sabtu (29/10) mengumumkan bahwa pihaknya akan segera menangguhkan implementasi Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam tanpa batas waktu, menuduh Ukraina meluncurkan serangan pesawat nirawak (drone) terhadap sejumlah kapal dan infrastruktur Armada Laut Hitam Rusia di bawah perlindungan koridor kemanusiaan yang disiapkan untuk implementasi inisiatif tersebut.
Pada 22 Juli, Rusia dan Ukraina secara terpisah menandatangani sebuah dokumen di Istanbul bersama Turki dan PBB tentang ekspor biji-bijian dan pupuk dari Ukraina dan Rusia untuk menjamin pasokan ke pasar global di tengah konflik bersenjata Rusia-Ukraina.
Sebanyak 38 negara telah membeli sekitar sembilan juta ton biji-bijian dari Ukraina di bawah kesepakatan tersebut, yang memiliki dampak kemanusiaan terhadap penurunan harga dan meredanya volatilitas pasar, kata Griffiths.
Akan menjadi pelanggaran serius terhadap Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam jika inisiatif itu digunakan dengan cara apa pun demi keuntungan operasional militer, katanya.
Mengenai dugaan penyalahgunaan kapal kargo dalam inisiatif tersebut untuk tujuan militer, Griffiths mengatakan bahwa tidak ada kapal kargo yang berada di koridor tersebut pada malam ketika serangan terhadap armada Rusia yang dilaporkan itu terjadi pada 29 Oktober.
Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Pusat Koordinasi Gabungan (Joint Coordination Centre/JCC) dibentuk di Istanbul dengan sejumlah perwakilan dari PBB, Rusia, Ukraina, dan Turki yang akan melakukan inspeksi keselamatan untuk kapal-kapal kargo dari dan ke pelabuhan Ukraina
Rusia menugaskan tim yang sangat profesional di JCC untuk implementasi kesepakatan tersebut, kata Griffiths, seraya menambahkan bahwa "kami menantikan kembalinya mereka sebagai peserta penuh dan aktif dalam implementasi inisiatif tersebut."
Durasi awal perjanjian itu adalah 120 hari. Para pihak yang terlibat sepakat bahwa perjanjian tersebut dapat diperpanjang secara otomatis dengan syarat tidak ada pihak yang keberatan.
PBB siap untuk membahas kekhawatiran yang ada dan mendengarkan saran dari semua pihak, seiring hari terakhir dari periode 120 hari yang jatuh pada 19 November semakin dekat, kata Griffiths.
"Inisiatif Biji-bijian Laut Hitam terlalu penting jadi tidak boleh gagal, meskipun terus dihantam 'badai,'" katanya.
Baca juga: Rusia berkomitmen akan ekspor lebih dari 50 juta ton biji-bijian pada 2022-2023
Baca juga: Indonesia Berupaya Tingkatkan Ekspor Sawit ke Rusia
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB