Solusi cegah Karhutla, manfaatkan lahan gambut dengan hortikultura

id pertamina,sungai pakning,kecamatan,bukit batu,kabupaten,bengjkalis,holtikultura

Solusi cegah Karhutla, manfaatkan lahan gambut dengan hortikultura

Saiful Ketua Kelompok Tani Maju Jaya Bersama Desa Batang Duku Kecamatan Bukit Batu telah berhasil mengolah lahan gambut dengan tanaman Holtikultura melalui program CSR PT. KPI Unit Sungai Pakning dengan cara membuka lahan dengan pola tidak membakar dan salah satu langkah mencegah terjadinya Karhutla. (ANTARA/Alfisnardo)

Bengkalis (ANTARA) - Lahan gambut seluas 2 hektare yang dikelola Kelompok Tani Maju Jaya Bersama Desa Batang Duku, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, sudah nampak menghasilkan manfaat terhadap para petani.

Melalui program CSR PT. Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Sungai Pakning petani dibimbing mengelola lahan pertanian Hortikulutra dengan cara membuka lahan tanpa membakar dan merupakan salah satu solusi mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang ada di wilayah tersebut.

Dimulai dari tahun 2020, petani diberikan bimbingan dari tenaga teknis dari cara pengolahan tanah dan juga pupuk untuk mengolah lahan tersebut, hasil dari panen dari jenis tanaman hortikultura tersebut nanti bisa menyuplai kebutuhan masyarakat yang selama ini masih bergantung dari luar daerah yang ada di Kecamatan Bukit Batu.

Komoditi hortikultura yang dikembangkan di antaranya cabe, porang, kunyit, nangka, toga, kangkung dan lainnya dengan tujuan nantinya akan sebagai pertanian agrowisata yang merupakan rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi pertanian sebagai obyek wisata, baik potensial berupa pemandangan alam kawasan pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan teknologi pertanian serta budaya masyarakat

"Memang konsep dari pertanian holtikulura ini awalnya untuk agrowisatawan, akan tetapi untuk mencapai konsep tersebut kami diminta oleh PTKPI untuk terlebih dahulu membentuk perekonomian kelompok dengan adanya aset kelompok aru bisa pengembangan ke lahan hortikultura," ujar Saiful Ketua Kelompok Tani Maju Jaya Bersama, Jumat (28/10).

Beranggotakan sebanyak 15 orang, pengelolaan lahan sebelumnya dengan cara pemurungan dan setelah adanya program dari CSR PT KPI ini merubah konsep pola tanam dengan media memanfaatkan limbah sisa dari ampas kelapa yang ada di pasar dan ampas tahu yang ada di setiap dusun.

"Untuk pupuk tetap memakai semi organik karena dalam uji coba tanaman ini tidak memakai pupuk organik, atau kimia tinggi" ungkapnya.

Untuk pemasaran dari hasil produksi tanaman tersebut sudah memiliki maket sendiri untuk daerah Dumai, Batam, Pekanbaru, Bunga Raya dan untuk wilayah Kecamatan Bukit Batu dan hasil produksi dari tanaman tersebut sudah mulai nampak dirasakan oleh para petani untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari.

"Alhamdulillah, untuk saat ini hasil dari tanaman sudah mulai nampak, salah satunya untuk jenis cabe rawit dengan bibit yang ditanamsebanyak 9000 batang sudah bisa menghasilkan sebanyak 60 kg untuk sekali panen per minggunya dengan harga pasaran saat ini per kilonya Rp30.000," ujarnya.

Dari hasil panen tersebut, kelompok sudah mulai bisa merasakan hasil dari tanaman yang dikembangkan melalui proses cocok tanam satu hingga tujuh bulan panen, bahkan untuk jenis komoditi lainnya terus dikembangkan bersama tenaga ahli agar pemanfaatan lahan gambut ini nanti bisa menjadi pendapatan petani yang ada di Kecamatan Bukit Batu.

Uji coba tanaman hortikultura ini tentunya akan menjadi salah satu percontohan untuk para petani lainnya dalam pemanfaatan lahan gambut dengan cara pembukaan lahan tanpa membakar, tentu dalam pengelolaannya selama ini tidak terlepas dari bimbingan tenaga teknis yang diberikan oleh PT KPI dengan tujuan petani bisa mandiri dan lahan gambut tetap terjaga dari kebakaran hutan dan lahan.

"Dengan adanya kemitraan petani dengan program CSR PT. KPI ini tentu nantinya lahan seluas 2 hektare yang saat ini menjadi uji coba akan terus dikembangkan, sehingga petani bisa mendapatkan inkam pendapatan dari tanaman yang dikelola dan juga sekaligus mencegah karhutla dari pola pembukaan lahan tanpa membakar yang telah diterapkan saat ini," ungkapnya lagi.

Peran Poktan dan MPA

Salah satu peran dari Kelompok Tani (Poktan) dan Masyarakat Peduli Api (MPA) dalam mencegah Karhutla dengan penerapan sistem pola tanam dengan sistem Pembukaan Lahan Tanpa Membakar (PLTB) sudah mulai banyak diterapkan di sejumlah Desa yang ada di Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis dengan menggandeng perusahaan, masyarakat dan juga PT. KPI.

"Kerjasama kami dengan petani saat ini terus menggalakkan sistem pola tanam tanpa membakar lahan dan sudah mulai banyak diterapkan para petani yang ada di sejumlah Desa yang ada di Kecamatan Bukit Batu sebagai upaya pencegahan Karhutla," ujar Feri Sandi anggota MPA Kecamatan Bukit Batu Feri Sandi.

Masyarakat khususnya kelompok tani dan MPA sebagai pihak yang berada paling dekat yang berdampak langsung dengan kebakaran yang ada bisa menjadi jalan keluar mencegah pembakaran lahan dan hutan agar tidak menjadi bencana.

Peran kelompok tani dan MPA untuk mencegah terjadinya bencana kebakaran lahan dan hutan bisa dimulai dari tingkat desa.

"Wilayah Kecamatan Bukit Batu merupakan wilayah lahan gambut yang rentan selama ini terjadi Karhutla, dengan adanya peran dari Poktan ini tentu menjadi salah satu contoh bagi daerah lainnya terhadap pemanfaatan lahan gambut untuk tanaman hortikultura dalam mengatasi Karhutla," kata Feri.

Ia juga berharap dukungan semua pihak hingga masyarakat untuk terus berupaya menjaga kelestarian lahan gambut dengan pemanfaatan tanaman dalam mendukung program pemerintah agar lahan gambut yang ada bisa terjaga dengan baik.

Kelompok bisa mandiri

Rahmad Hidayat Junior Officer Komrel & CSR PT. KPI Unit Sungai Pakning mengungkapkan bahwa target program CSR dari PT.KPI yang ingin dicapai yakni kelompok bisa mandiri dengan beberapa kriteria sudah ada dan bisa menjawab permasalahan selama ini dan setelah berhasil akan mereplikasikan program sama ditempat lain sehingga program ini bisa berkelanjutan dan bisa dimanfaatkan semua pihak di wilayah Kecamatan Bukit Batu.

Selain itu kunci keberhasilan program CSR terhadap kelompok tani yakni kebersamaan dengan semua pihak terlebih dengan kelompok tani, dan harus paham dengan kelompok mitra binaan yang perlu bimbingan dalam menjalankan program dan permasalahan yang ada di kelompok tersebut secara bersama bisa diselesaikan dengan baik.

"Kami selalu memberikan masukan terbaik untuk pengembangan kelompok untuk kemajuan ke depannya, kuncinya komunikasi dan diskusi dalam memberikan inovasi ke masyarakat," kata Rahmad.

Setiap kelompok tani akan diberikan edukasi terkait setiap permasslahan yang ada, misalnya membutuhkan pelatihan cara menanamtanaman hortikultura di lahan gambut yang baik seperti apa, dan akan mendatangkan tenaga teknis dari Dinas Pertanian untuk melatih kelompok tani menanam tanaman hortikultura secara baik

Setelah mendapatkan pelatihan dan hasil yang ditanammendapatkan hasil yang signifikan pertumbuhannya dan dapat meningkatkan potensi panen yang lebih cepat dan kelompok ini sudah memberikan solusi terkait kelangkaan pertanian tanaman gambut seperti kangkung cabe, sementara selama ini pasokan sayur-mayur ini didatangkan dari luar daerah.

"Dengan adanya tanaman hortikultra ini masyarakat di Sungai Pakning sudah mulai merasakan dampaknya dengan tidak ketergantungan lagi dari pasokan sayur mayur dari luar daerah," kata Rahmad.

Bahkan dengan pola cocok tanam tanpa membakar lahan ini tentu akan membantu Pemerintah dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dan juga mencegah kebakaran hutan dan lahan yang sebelumnya menjadi sebuah momok bagi Kecamatan Bukit Batu apa bila terjadi kemarau panjang.