Kampar (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Kampar berupaya meningkatkan pengetahuan masyarakat menuju kesuksesan lewat pelatihan pembuatan pupuk kompos.
Untuk itu, Tim Penggerak (TP)-PKK Kabupaten Kampar gelar pelatihan pembuatan pupuk kompos bagi kader PKK di Kabupaten Kampar. Pelatihan digelar selama dua hari, 19-20 November 2013 bertempat di aula kantor TP-PKK Kabupaten Kampar.
Kegiatan pelatihan ini merupakan program kerja pokja (kelompok kerja) II TP-PKK Kabupaten Kampar. Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua IV TP-PKK Ny. Hj. Jasniwati Herlyn mewakili Ketua TP-PKK Kabupaten Kampar Eva Yuliana Jefry Noer.
Ketua Panitia Ny. Hj. Murdaniati Nurahmi menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kreativitas serta mutu kader dibidang peningkatan pendapatan ekonomi keluarga. Materi pelatihan meliputi cara pembuatan pupuk kompos dan cara pembuatan tas dan tikar dan bahan bekas.
Peserta pelatihan sebanyak 20 orang yang diikuti oleh 2 (dua) orang perkecamatan dari Kecamatan Bangkinang Kota, Bangkinang, Salo, Kuok, Kampar, Kampar Utara, Kampar Timur, Rumbio Jaya, Tambang dan pengurus TP-PKK Kabupaten Kampar. Sasaran kegiatan adalah pengurus Pokja II kecamatan dan Kabupaten.
Wakil Ketua TP-PKK Kabupaten Kampar Ny. Hj. Herlyn Rahmola pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa permasalahan sampah bisa di timbulkan karena ulah masyarakat itu sendiri yang belum menyadari bagaimana cara mengelola sampah yang benar.
Selama ini mereka cenderung membuang sampah sembarangan, tanpa dipilah terlebih dahulu.
Sampah-sampah tersebut kemudian dikirim ke TPA dalam kondisi yang buruk dan dibuang begitu saja tanpa ada penanganan serius.
''Kalaupun tersedia teknologi yang bagus untuk pengelolaannya, kita tidak dapat memanfaatkannya dengan maksimal. Ini di karenakan kita tidak menyadari bahwa sampah merupakan sebuah investasi bisnis yang menggiurkan,'' ujar Jasniwati.
Untuk itu kata Jasniwati pengelolaan sampah yang mengarah pada pemanfaatn samapah menjadi barang yang lebih bermanfaat yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat menjadi alternatif solusi yang perlu diperhatikan.
Pemanfaatan sampah menjadi barang jadi akan mengurangi jumlah sampah yang ada di TPA sehingga akhirnya dampak dari penimbunan sampah yang berlebihn di TPA dapat dikurangi secara optimal.
Selama ini kata Jasniwati, pemanfaatan sampah atau pendaur ulangan sampah telah banyak dilakukan. Terbukti dengan adanya bermacam kerajinan hasil daur ulangsampah yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Diantaranya, daun kering,biji-bijian kering, bungkus deterjen, ataupun bungkus sisa pasta gigi yang masih bisa dimanfaatkan dan didaur ulang.
Pemanfaatan sampah sebagai produk yang memiliki nilai jual tinggi merupakan salah satu solusi cerdas dan kreatif.
Hal ini dikarenakan disamping mengatasi masalah kebersihan lingkungan, juga dapat menambah penghasilan atau pendapatan keluarga. ''Bagi kita memanfaatkan sampah sebagai peluang usaha untuk memasok bahan baku kerajinan hasil daur ulang sampah,'' ujar Jasniwati.
Dikatakannya, sampah dapat dikelolah dengan cara 3 R (reuse, recuse dan recycle). Reuse yakni menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya, recuse mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan sampah dan recycle yakni mengolah kembali atau mendaur ulang sampah menjadi barang (produk baru yang bermanfaat).
3 R ini tentu merupakan carah yang lebih baik dibanding dengan cara pembakaran, karena selain mengurangi efek pemanasan global dengan mengurangi volume gas karbodioksida (CO2) yang dihasilkan, cara ini tidak mempunyai efek samping baik bagi masyarakat maupun lingkungan.