Ketua DPC Demokrat Tolak Manuver Politik Achmad

id ketua dpc demokrat tolak manuver politik achmad

Ketua DPC Demokrat Tolak Manuver Politik Achmad

Pekanbaru, (antarariau.com) - Keretakan internal Partai Demokrat Riau makin meruncing karena ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Pelaksana Tugas Ketua DPD Demokrat Riau, Acmad, jelang pelaksanaan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub).

Ketua DPC Demokrat Kabupaten Kampar Eva Yuliana di Pekanbaru, Rabu, mengungkapkan sumber masalah adalah keputusan sepihak dari Acmad yang ingin mengalihkan dukungan ke calon gubernur pada pemungutan suara putaran dua. Sebabnya, Achmad ingin menetapkan hal tersebut tanpa persetujuan dari DPP Demokrat.

Menurut Eva, hal tersebut diutarakan Achmad pada rapat di kantor DPD Partai Demokrat Riau di Pekanbaru pada pekan lalu. Agen rapat yang sebenarnya untuk konsolidasi pengurus DPC dan DPD di Riau, malah dimanfaatkan untuk pengalihan dukungan ke calon gubernur tertentu.

"Hasil rapat mau dirubah menjadi dukungan kepada salah seorang calon Gubernur Riau yang bakal bertarung di putaran kedua. Saya yang duluan protes rencana itu," tegas Eva.

Saat itu, lanjutnya, Achmad mengklaim telah mendapat persetujuan dari DPP Demokrat untuk pengalihan dukungan itu. Namun, Achmad tak bisa menunjukan bukti tertulis dari DPP Demokrat dan berdalih persetujuan sudah ada secara lisan.

"Kalau hanya secara lisan kami tidak setuju. Akan lebih baik kita menunggu saja arahan dari DPP siapa cagub yang akan didukung oleh partai," kata Eva.

Menurut Eva, bukan kali itu saja Achmad mengklaim mendapat restu dari DPP Demokrat. Salah satu klaimnya adalah perihal perpanjangan Plt Ketua Demokrat Riau dikatakannya sudah disetujui DPP secara lisan.

Padahal kenyataannya, pada 8 November lalu DPP Demokrat melayangkan surat kepada DPD dan DPC se-Indonesia untuk segera menggelar Musda ataupun Musdalub bagi DPD dan DPC Demokrat yang ketuanya belum defenitif.

"Arahan DPP kan sudah jelas dan tertulis pula. Ini tentu musti segera dilakukan. Sebab itu adalah aturan partai yang musti dipatuhi," katanya.

Keretakan Demokrat Riau bermula dari keputusan mundurnya Mambang Mit dari jabatan Ketua Demokrat Riau karena DPP tidak menjagokannya sebagai Calon Gubernur. Demokrat kemudian terpecah antara kubu Achmad yang menjadi calon gubernur direstui DPP, dan kubu Mambang Mit yang maju dengan partai PAN dan PKS. Alhasil, peroleh suara calon gubernur Partai Demokrat, Achmad-Masrul Kasmy jeblok pada pemungutan suara putaran pertama.