PBB (ANTARA) - Duta Besar Cina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Zhang Jun memperingatkan bahaya perang dingin baru, sehingga penting bagi seluruh dunia untuk waspada dan menjaga stabilitas strategis global.
"Krisis Ukraina dan serangkaian perkembangan ketegangan baru-baru ini di seluruh dunia menunjukkan bahwa kita harus sangat waspada terhadap setiap upaya yang disengaja untuk memprovokasi masalah dan mengintensifkan perpecahan maupun konfrontasi; dan kita harus menjaga stabilitas strategis global," kata Zhang Jun dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB terkait Konflik Ukraina, Rabu (24/8).
Dia mengatakan fakta telah membuktikan bahwa mentalitas perang dingin dan konfrontasi blok harus ditolak dengan tegas.
"Kita tidak boleh membiarkan dunia tergelincir ke dalam perang dingin baru," tambahnya.
Lebih dari 30 tahun setelah berakhirnya Perang Dingin, lanjutnya, Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau The North Atlantic Treaty Organisation (NATO) terus melakukan ekspansi ke arah timur; sehingga tidak membuat Eropa menjadi lebih aman, namun justru menabur benih konflik.
Semua umat manusia hidup dalam sebuah komunitas keamanan yang tak terpisahkan dan keamanan bersama merupakan kepentingan bersama dari semua negara. Keamanan satu negara tidak boleh mengorbankan keamanan negara lain, dan keamanan regional tidak dapat diwujudkan dengan memperkuat blok militer, jelasnya.
Mentalitas Perang Dingin dan konsep zero-sum game sudah sangat usang. Terobsesi dengan kekuatan militer dan mencari keamanan mutlak hanya akan mengarah pada peningkatan ketegangan yang konstan serta tidak menjadi kepentingan pihak mana pun, tuturnya.
Perekonomian di seluruh dunia sangat terintegrasi. Sejumlah negara tertentu yang dengan sewenang-wenang menerapkan sanksi sepihak dan yurisdiksi lengan panjang, mempolitisasi dan mempersenjatai ekonomi, perdagangan, dan teknologi, serta bersikeras memisahkan diri dan membangun "halaman kecil dengan pagar tinggi", katanya.
Sehingga, hal itu menyebabkan kesulitan lebih lanjut dalam mata pencaharian masyarakat di negara-negara berkembang, bahkan mengancam ketahanan pangan, energi, dan keuangan global.
Dia mengatakan negara-negara berkembang seharusnya tidak dibuat untuk menanggung beban konflik geopolitik dan persaingan kekuatan besar. Mereka memiliki hak untuk secara independen memutuskan kebijakan luar negeri mereka dan tidak boleh dipaksa untuk memihak, kata Zhang.
Fakta telah membuktikan bahwa pemisahan diri dan keberpihakan harus ditolak dengan tegas. Selain itu, fakta juga membuktikan bahwa standar ganda dan penerapan aturan yang selektif harus ditolak dengan tegas, katanya.
Menjunjung tinggi tujuan dan prinsip Piagam PBB serta menghormati kedaulatan dan integritas wilayah semua bangsa jangan sampai hanya sekadar ucapan belaka. Sehingga, tambahnya, semua negara harus mematuhi prinsip-prinsip dalam praktik dengan konsistensi pada beragam isu yang melibatkan berbagai negara.
Dia mengatakan rakyat Cina memiliki pemahaman mendalam dan perasaan kuat tentang kedaulatan dan integritas wilayah melalui pengalaman langsung. Cina, menurutnya, secara konsisten menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain, serta bertekad untuk secara tegas menjaga kedaulatan dan integritas wilayahnya sendiri.
Baca juga: Sekjen PBB Antonio Guterres akan berbicara dalam Pertemuan Menlu G20
Baca juga: Sekjen PBB serukan pendanaan berkelanjutan untuk badan pengungsi Palestina
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB