Sao Paulo (ANTARA) - Hasil jajak pendapat yang diumumkan pada Senin menunjukkan mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva unggul 12 persen lebih banyak dari presiden petahana Jair Bolsonaro menjelang pemilihan presiden Brazil pada Oktober mendatang.
Survei oleh IPEC itu menunjukkan bahwa Lula meraih 44 persen dukungan pemilih dibandingkan 32 persen untuk Bolsonaro di putaran pertama pemilihan yang dijadwalkan pada 2 Oktober.
Dalam putaran kedua pada 30 Oktober, jika tidak ada kandidat yang meraih 50 persen plus satu suara sah, maka Lula akan terpilih dengan 51 persen suara versus 35 persen untuk Bolsonaro dengan selisih 16 persen, demikian jajak pendapat menunjukkan.
Keunggulan mantan presiden sayap kiri itu dicerminkan oleh jajak pendapat lain. Hal itu menunjukkan bahwa pemilihan presiden Brazil paling terpolarisasi dalam beberapa dasawarsa itu mulai mengerucut dalam beberapa pekan terakhir.
Sebenarnya keunggulan Lula telah turun dari 26 persen pada Desember menjadi 18 persen pada Juli, menurut Datafolha, perusahaan jajak pendapat besar lainnya.
Namun, dia masih memiliki keunggulan 20 persen atas Bolsonaro dari sayap kanan jika kedua pria itu berhadapan dalam putaran kedua.
Pemerintahan Bolsonaro telah meningkatkan pengeluaran untuk kesejahteraan warga miskin, yang mungkin meningkatkan elektabilitasnya. Dia juga telah menekan perusahaan minyak milik negara Petrobras untuk menurunkan harga bahan bakar, faktor besar dalam mendorong inflasi.
Pollster Quaest, melalui survei telepon, mengungkapkan bahwa Bolsonaro saat ini secara statistik berimbang dengan Lula di Sao Paulo, daerah pemilihan terbesar di negara itu, dan telah mempersempit keunggulan saingannya di Minas Gerais, negara bagian dengan jumlah pemilih terbesar kedua.
Tetapi jajak pendapat lain yang dilakukan oleh bank investasi BTG yang dirilis pada Senin mengatakan Bolsonaro telah kehilangan banyak suara lagi dan turun empat persen menghadapi saingannya yang memimpin dengan selisih 11 persen.
Keunggulan Lula juga diperkirakan meningkat menjadi 15 persen dari 12 persen dalam jajak pendapat BTG/FSB sebelumnya.
Jajak pendapat IPEC menyatakan bahwa peringkat elektabilitas Bolsonaro berada pada angka 29 persen, dibandingkan dengan hanya 19 persen pada Desember, sementara jumlah pemilih yang menilai pemerintahannya buruk atau sangat buruk telah turun menjadi 43 persen dari 55 persen pada survei sebelumnya.
Namun, 57 persen orang Brazil tidak setuju dengan cara pemerintahan Bolsonaro, mantan kapten tentara dan berhaluan sayap kanan, sementara hanya 37 persen yang setuju, menurut IPEC.
Jajak pendapat secara nasional itu adalah yang pertama tentang kecenderungan pemilih dengan mewawancarai 2.000 orang secara langsung antara 12-14 Agustus. Jajak pendapat tersebut memiliki margin kesalahan dua persen.
Baca juga: Presiden Brazil Bolsonaro bela eks menteri yang ditangkap atas tuduhan korupsi
Baca juga: Menteri Ekonomi Brazil Paulo Guedes sebut konflik politik rusak ekonomi
Sumber: Reuters
Berita Lainnya
Mensos-Menko Pemberdayaan Masyarakat percepat nol kemiskinan ekstrem di Indonesia
18 December 2024 17:19 WIB
Kemenag berhasil raih anugerah keterbukaan informasi publik
18 December 2024 17:00 WIB
Dokter menekankan pentingnya untuk mewaspadai sakit kepala hebat
18 December 2024 16:37 WIB
Indonesia Masters 2025 jadi panggung turnamen terakhir The Daddies
18 December 2024 16:28 WIB
Menko Pangan: Eselon I Kemenko Pangan harus fokus pada percepatan swasembada pangan
18 December 2024 16:13 WIB
ASEAN, GCC berupaya perkuat hubungan kerja sama kedua kawasan
18 December 2024 15:57 WIB
Pramono Anung terbuka bagi parpol KIM Plus gabung tim transisi pemerintahan
18 December 2024 15:51 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB