Seremoni perpanjangan WK CPP ke PT BSP, Gubri: ini kado spesial HUT Riau ke-65

id PT BSP, Gubri, CPP

Seremoni perpanjangan WK CPP ke PT BSP, Gubri: ini kado spesial HUT Riau ke-65

Gubri Syamsuar. (ANTARA/HO-Pemkab Siak)

Pekanbaru, (ANTARA) - Gubernur RiauSyamsuarmengatakan bahwa prosesi alih operator migas dari Badan Operasi Bersama (BOB) PT Bumi Siak Pusako dan Pertamina Hulu yang berlangsung Senin malam merupakan kado spesial di hari ulang tahun Riau ke-65. Hal itu diungkapkannya saat memberi sambutan pada acara Prosesi Seremonial Perpanjangan Wilayah Kerja Coastal Plains Pekanbaru (CPP) , Senin (8/8).

“Ini merupakan kado spesial HUT Riau ke-65 tahun ini,” ujarnya. Hadir pada acara puncak yang dipusatkan di Balai Serindit Gedung Daerah Riau Jl Diponegoro itu Menteri ESDM yang diwakili oleh Direktur Teknik Lingkungan Migas Kementerian ESDM, Dr Mirza ST MT MM, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, Direktur Pertamina Hulu yang diwakili oleh Direktur PHR, Jaffe Arison Suardin.

Dari Riau selain Gubri dan Wagubri juga hadir Forkompimda Riau, Gubri di era sebelumnya yakni H Saleh Djasit SH dan H Rusli Zainal MP. Bupati Siak pada masanya Arwin AS, Bupati Siak Alfedri, Bupati/wali kota di Riau, tokoh pengusaha nasional Aksa Mahmud, tokoh adat, pemuka masyarakat dan berbagai elemen masyarakat Riau lainnya.

Pada kesempatan itu Gubernur Provinsi Riau Syamsuar memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat yang telah memberikan kepercayaan kepada BUMD untuk mengelola WK CPP sehingga bisa sejajar dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya. "Saya berharap alih operator dapat berjalan lancar sehingga komitmen kerja pasti dapat segera dilaksanakan untuk meningkatkan produksi di WK CPP," jelasnya.

Prosesi seremonial perpanjangan WK CPP ini berkaitan dengan berakhirnya kontrak BOB PT.BSP-Pertamina Hulu tanggal 8 Agustus 2022 di wilayah kerja (WK) Coastal Plain Pekanbaru (CPP). Berakhirnya kontrak setelah 20 tahun dikelola secara bersama-sama oleh Pertamina Hulu dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam bentuk Badan Operasi Bersama (BOB) Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu, kemudian di akhir kontrak kelanjutannya secara resmi 100 persen pengelolaannya beralih kepada PT Bumi Siak Pusako (BSP).

PT BSP merupakan BUMD dengan kepemilikan saham dari Pemerintah Provinsi Riau sebesar 18,07 persen, Pemerintah Kabupaten Siak 72,29 persen, Pemerintah Kabupaten Kampar 6,02 persen, Pemerintah Kabupaten Pelalawan 2,41 persen, dan Pemerintah Kota Pekanbaru 1,21 persen.

Pada prosesi seremonial perpanjangan tersebut ditayangkan video sejarah penambangan minyak pertama kali di Bumi Siak yang mendapat izin tambang dari Sultan Syarif Kasim pada tahun 1930. Sejak itulah kemudian eksplorasi dan eksploitasi migas mulai dilakukan di Siak. Kelak pada tahun 1970-an perusahaan itu berganti nama menjadi PT Caltex Pacific Indonesia (CPI). Yang kemudian pada tahun 2005 berganti nama lagi menjadi PT Chevron Pacific Indonesia.

Sejak pengelolaan WK CPP dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke BOB Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu tahun 2002 lalu, tercatat sudah lebih dari 250 sumur dibor untuk meningkatkan produksi dan mempertahankan laju penurunan produksi yang cukup tajam. Sementara, untuk long term plan WK CPP pada tahun 2026, produksi ditargetkan mencapai 21 ribu barel minyak per hari (BOPD).

Dalam kesempatan itu Join Managemen Comitte (JMC) BOB-PT BSP-Pertamina Hulu mewakili Pertamina Hulu, Jaffee A. Suardin mengatakan kebersamaan Pertamina dan PT BSP selama 20 tahun terakhir merupakan anugrah yang sangat bermakna. Kemitraan ini merupakan wujud kerjasama yang harmonis antara BUMN dan BUMD.

“Sejak diterima dari PT CPI pada tahun 2002, WK CPP sudah memproduksi 125 juta barel yang menghasilkan revenue sebesar 1,4 miliar USD. Selama 20 tahun dikelola BOB, tidak terjadi kecelakaan kerja yang merenggut jiwa. BOB juga telah melaksanakan Program Pengembangan Masyarakat (PPM) hingga 70 miliar rupiah. Selain itu, BOB juga selalu berperan aktif terhadap pencegahan kebakaran dan lahan di sekitar daerah operasi,” katanya.

Sementara Direktur Utama PT BSP, Iskandar mengatakan alih kelola ini menjadi penting bagi masyarakat Riau mengingat bertepatan dengan HUT Ke-65 Provinsi Riau. "Kita sangat optimistis mampu 100 persen mengelola WK CPP selama 20 tahun mendatang," ungkapnya.

Iskandar menjelaskan, selama bekerjasama dengan Pertamina, PT BSP telah mendapatkan transfer ilmu dan pengetahuan. Dengan bekal tersebut, tuturnya, menambah dan memperkuat optimisme BUMD migas kebanggaan masyarakat Riau ini untuk mampu meningkatkan produksi minyak di WK CPP.

“Selama tahun 2022 ini, BSP akan melanjutkan kegiatan pengeboran 15 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi. Pengeboran tersebut dilakukan guna menahan laju penurunan produksi secara alamiah. Pembiayaan untuk pengeboran sumur-sumur eksplorasi dan eksploitasi ditanggung sendiri oleh BSP dan berjalan dengan lancar," kata Iskandar.