Pekanbaru (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Senin (23/6) secara mengejutkan mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata penuh antara Israel dan Iran, yang menandai berakhirnya konflik yang disebutnya sebagai "Perang 12 Hari"—sebuah babak eskalasi cepat yang mengguncang kawasan Timur Tengah.
Dalam unggahan di platform Truth Social pada pukul 18.02 waktu setempat, Trump menyampaikan bahwa kedua negara akan mulai menerapkan gencatan senjata dalam waktu enam jam. "Saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua negara... karena memiliki stamina, keberanian, dan kecerdasan untuk mengakhiri apa yang seharusnya disebut sebagai 'PERANG 12 HARI'," tulis Trump.
Baca juga: Rusia Kecam Serangan AS ke Iran: Dunia di Ambang Krisis Besar
Gencatan senjata akan dimulai dengan langkah pertama dari Iran, disusul Israel 12 jam kemudian. Bila berjalan sesuai rencana, deklarasi resmi berakhirnya konflik akan diumumkan 24 jam kemudian.
Trump menyebut kesepakatan itu sebagai "terobosan besar yang dapat menyelamatkan Timur Tengah dari kehancuran selama bertahun-tahun," dan menutup pengumumannya dengan seruan perdamaian yang emosional:
"Tuhan memberkati Israel, Tuhan memberkati Iran, Tuhan memberkati Timur Tengah, Tuhan memberkati Amerika Serikat, dan TUHAN MEMBERKATI DUNIA!"
Namun, hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari pemerintah Israel maupun Iran. Gedung Putih dan Pentagon pun belum mengeluarkan pernyataan terkait klaim Trump tersebut, menimbulkan tanda tanya besar soal validitas dan keberlangsungan dari apa yang disebut sebagai kesepakatan damai bersejarah ini.
Baca juga: Pengamat: Serangan AS ke Iran Bisa Picu Perang Dunia Baru