Langkah Drastis Iran: Selat Hormuz Siap Ditutup

id Konflik Israel-Iran,Selat Hormuz

Langkah Drastis Iran: Selat Hormuz Siap Ditutup

Ilustrasi: Pemandangan di Selat Hormuz, Iran. (ANTARA/Fatemeh Bahrami - Anadolu Agency/py)

Pekanbaru (ANTARA) - Parlemen Republik Islam Iran pada Minggu menyetujui langkah ekstrem: menutup Selat Hormuz, jalur vital perdagangan minyak dunia, sebagai respons atas serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir di negara itu.

Langkah ini diumumkan setelah Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa militer AS telah menggempur tiga situs nuklir Iran—Fordow, Natanz, dan Isfahan—pada Minggu pagi, memperparah ketegangan yang telah membara sejak serangan militer Israel ke Iran pada pertengahan Juni.

"Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup," ujar Mayor Jenderal Esmaeil Kowsari dari Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran dalam siaran resmi Iran Press TV.

Selat Hormuz dikenal sebagai urat nadi perdagangan energi global—lebih dari 20% pasokan minyak dunia melintasi jalur ini setiap harinya. Penutupan selat ini diperkirakan akan mengguncang pasar energi global dan memperparah ketegangan geopolitik di kawasan.

Meski demikian, keputusan final mengenai penutupan akan diambil oleh Dewan Keamanan Tertinggi Nasional, badan tertinggi dalam sistem pertahanan Iran.

Ketegangan meledak sejak 13 Juni, ketika Israel—dengan dukungan Amerika Serikat—melancarkan serangan militer ke wilayah Iran. Iran membalas dengan rentetan rudal yang menewaskan sedikitnya 25 warga Israel dan melukai ratusan lainnya. Namun, balasan dari Israel jauh lebih mematikan: menurut Kementerian Kesehatan Iran, lebih dari 430 warga tewas dan 3.500 lainnya terluka.

Dunia kini menahan napas menghadapi kemungkinan dampak dari penutupan Selat Hormuz, yang bisa memicu krisis energi global dan memaksa kekuatan besar dunia turun tangan.

Baca juga: Inggris Peringatkan AS: Tahan Diri, Jangan Serang Iran

Baca juga: China Evakuasi Ratusan Warganya dari Iran dan Israel, Libatkan Negara Tetangga

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.