Istanbul (ANTARA) - Otoritas Iran pada Senin (1/7) mengungkapkan bahwa jumlah korban jiwa akibat serangan Israel selama konflik 12 hari terakhir telah melonjak tajam menjadi 935 orang, termasuk 132 wanita dan 38 anak-anak.
Angka tersebut diungkapkan oleh juru bicara otoritas peradilan Iran, Ashgar Jahangir, dalam sebuah pernyataan yang dikutip kantor berita semi-resmi Tasnim. Ia juga menyebut bahwa serangan brutal terhadap Penjara Evin di barat laut Teheran menewaskan 79 orang, terdiri dari tahanan, petugas penjara, dan warga sipil di sekitar lokasi.
Baca juga: Iran Tuding AS dan Israel Biang Agresi, Desak Pengakuan Resmi dari PBB
"Penjara Evin kini tidak lagi dapat dioperasikan, dan seluruh tahanan telah dievakuasi," kata Jahangir. Ia mengecam serangan tersebut sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap hak asasi manusia dan resolusi internasional."
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Iran melaporkan angka korban tewas sebanyak 606 orang, dengan lebih dari 5.300 luka-luka, menunjukkan eskalasi serangan yang semakin mematikan dari pihak Israel.
Konflik memanas sejak 13 Juni, ketika Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke sejumlah fasilitas militer, nuklir, dan sipil Iran. Amerika Serikat kemudian memperburuk situasi dengan ikut membombardir situs nuklir strategis Iran, seperti Fordo, Natanz, dan Isfahan.
Baca juga: Kekurangan BBM dan Serangan Senjata, Akses Air Bersih Gaza Kritis
Sebagai respons, Iran membalas dengan meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel, menewaskan sedikitnya 29 orang dan melukai lebih dari 3.400 lainnya, menurut data dari Universitas Ibrani Yerusalem.
Pertempuran intens tersebut akhirnya dihentikan sementara melalui gencatan senjata yang disponsori Amerika Serikat dan mulai berlaku pada 24 Juni.
Sumber: Anadolu