Pengamat: Serangan AS ke Iran Bisa Picu Perang Dunia Baru

id Konflik Israel-Iran, Perang Dunia

Pengamat: Serangan AS ke Iran Bisa Picu Perang Dunia Baru

Dokumentasi - Asap mengepul dari sebuah bangunan yang menjadi sasaran serangan rudal Iran di Herzliya, Israel Tengah (17/6/2025). Korban perang rudal antara Iran dan Israel telah memasuki hari kelima setidaknya 244 orang tewas di Iran dan 24 orang tewas di Israel. (ANTARA FOTO/JINI via Xinhua/Gideon Markowicz/bar.)

Pekanbaru (ANTARA) - Ketegangan geopolitik di Timur Tengah memasuki fase paling berbahaya. Pengamat Timur Tengah dari Universitas Ibnu Chaldun, Ezza Habsyi, memperingatkan bahwa serangan militer Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran bukan hanya aksi militer biasa, melainkan bisa menjadi lonceng awal menuju perang global.

"Ini bukan sekadar eskalasi. Ini adalah deklarasi perang dalam pandangan strategis Iran," kata Ezza di Jakarta, Senin (23/6).

Menurutnya, posisi Iran saat ini menempatkan balasan militer bukan sebagai kemungkinan, tetapi sebagai keniscayaan politik. Serangan terhadap situs nuklir seperti di Fordow, Natanz, dan Isfahan—yang diklaim berhasil dilakukan AS—secara langsung menantang garis merah Teheran.

Ezza menyoroti bahwa pangkalan militer AS di Kuwait, Bahrain, Qatar, dan Yordania kini telah menjadi target potensial balasan Iran. Kesiapan pasukan Iran di Selat Hormuz pun menunjukkan bahwa krisis ini bisa berubah menjadi guncangan global.

"Jika Hormuz ditutup, bukan hanya Tel Aviv yang terbakar, tetapi seluruh pasar energi dunia akan panik. Harga minyak bisa melonjak drastis, inflasi mengganas, dan instabilitas finansial menyebar luas," ujarnya.

Ia juga mengingatkan soal kekuatan poros resistensi—koalisi kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Iran—seperti Hizbullah di Lebanon, milisi Syiah di Irak dan Suriah, hingga Houthi di Yaman, yang siap menjadi lengan serangan Teheran terhadap kepentingan AS dan Israel.

"Amerika telah membuka kotak Pandora. Keterlibatan langsung mereka, apalagi menarget situs strategis, nyaris menjamin pecahnya konflik besar-besaran di kawasan," tegasnya.

Meski menyebut skenario perang dunia masih sebagai kemungkinan terburuk, Ezza memperingatkan bahwa eskalasi cepat bisa terjadi, apalagi jika Rusia dan Tiongkok memutuskan untuk turun tangan, baik secara diplomatik maupun militer.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump dalam pernyataannya melalui Truth Social mengklaim bahwa serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran merupakan "misi sukses" dan seluruh pesawat AS telah keluar dari ruang udara Iran.

Serangan ini dilakukan setelah Israel lebih dulu menggempur beberapa titik strategis di Iran, termasuk fasilitas yang dikaitkan dengan program nuklir. Permintaan Israel agar AS turut serta memperburuk krisis yang sudah membara.

"Konflik ini tak akan mereda jika tidak ada langkah diplomatik segera. Iran sudah memperingatkan, dan jika serangan berlanjut, dunia harus bersiap menghadapi babak baru yang lebih mengerikan," tutup Ezza.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.