Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah seiring masih terjaganya prospek kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).
Rupiah pagi ini melemah 22 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.875 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.853 per dolar AS.
"Dolar AS outlooknya menguat dipicu masih terjaganya prospek kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dan pernyataan yang cenderung hawkish dari pejabat The Fed," kata Analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Fokus pelaku pasar akan tertuju ke data Indeks Harga Konsumen atau CPI AS yang dirilis malam nanti yang akan menjadi petunjuk untuk seberapa agresif Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada September nanti.
Prospek kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS masih terjaga dibalik perilisan data tenaga kerja dan upah AS pada akhir pekan lalu yang hasilnya dipandang optimistis.
Data tersebut meningkatkan keyakinan untuk adanya kenaikan suku bunga besar lainnya pada pertemuan The Fed pada 20-21 September nanti.
Sejauh ini para trader melihat besarnya peluang sebesar dua pertiga untuk kenaikan sebesar 75 basis poin pada pertemuan bulan depan.
Sentimen lain yang dapat mendukung penguatan dollar AS adalah pesan yang hawkish dari Presiden The Fed St Louis ,James Bullard, yang mengatakan bahwa dia ingin suku bunga di level 4 persen pada akhir tahun ini.
Data CPI AS akan dirilis pukul 19:30 WIB nanti yang diperkirakan akan menunjukkan inflasi yang berada di level tertinggi dalam se-dekade mereda pada Juli setelah kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin berturut-turut pada Juni dan Juli.
Pada Selasa (9/8) lalu, rupiah ditutup menguat 23 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.853 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.876 per dolar AS.
Baca juga: Nilai tukar rupiah dibuka melemah, pasar menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Nilai tukar rupiah dibuka melemah masih tertekan data inflasi
Berita Lainnya
Menteri ESDM Bahlil sebut kenaikan PPN 12 persen tak pengaruhi harga BBM
19 December 2024 16:58 WIB
Prof Haedar Nashir terima anugerah Hamengku Buwono IX Award dari UGM
19 December 2024 16:35 WIB
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB