Pekanbaru (ANTARA) - Universitas Riau (UNRI) akan membangun 10 unit gedung senilai Rp840,02 miliar untuk penunjang aktivitas akademik di kampus UNRI dan mulai dikerjakan 14 Juli 2022 hingga tahun 2024.
Besaran pendanaan Rp840,02 miliar untuk mendanai pengerjaan fisik proyek gedung tersebut berasal dari dana Asian Development Bank (ADB) sebesar Rp699,7 miliar lebih, berasal dari APBN sebesar Rp105,6 miliar lebih serta dana pendamping dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) UNRI sebesar Rp34,6 miliar lebih.
"Pembiayaan ini merupakan investasi negara, bagi rakyat sangat besar nilainya ini. Saya titip pada kontraktor dijaga tepat mutu, tepat waktu dan tepat guna, tepat administrasinya jangan sampai nanti molor dan kualitas dikorbankan karena ingin buru-buru pekerjaannya selesai," kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek RI, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D. di Pekanbaru, Kamis.
Ia menyampaikan itu dalam groundbreaking (peletakan batu pertama) menandai dimulainya pembangunan proyek Advance Knowledge & Skill for Sustainable Growth Project in Indonesia-Asian Development Bank (AKSI-ADB) UNRI, disaksikan Sekdaprov Riau SF Hariyanto di lapangan terbuka kampus Bina Widya UNRI, di Pekanbaru, Kamis (14/7).
Dirjen Nizam mengatakan, setelah pengerjaan fisik proyek gedung ini selesai maka pemanfaatannya harus dipikirkan dari sekarang bagaimana maintenance (pemeliharaan), penggunaan dan pemanfaatannya secara optimal karena yang akan dibangun cukup banyak.
"Untuk itu diharapkan keberadaan gedung ini untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dan dengan harapan juga perguruan tinggi bisa menjadi mata air bagi setiap pembangunan di daerah. Antara kampus dengan Pemda harus erat sekali hubungannya untuk membantu mengatasi masalah pemerintah daerah, dan mendorong pembangunan," katanya.
Ia menambah, UNRI termasuk dari empat universitas, penerima bantuan pembangunan gedung melalui bantuan yang sama yaitu UNIMAL, UNRI, UNJA, dan UPI yang digabung dalam satu proyek PLN yang dikenal sebagai AKSI Project.
Rektor UNRI Prof Dr Ir Aras Mulyadi, menjelaskan pembangunan proyek AKSI-ADB ini merupakan rangkaian kerja yang telah dimulai sejak pertengahan tahun 2015, menyusun proposal yang pendanaannya memanfaatkan skema pinjaman luar negeri, untuk mendapatkan persetujuan dari Kemenristekdikti (Kemendikbudristek, sekarang red) dan Bappenas.
"Pada akhir tahun 2015, Proposal yang diberi judul Higher Education Quality Improvement of The University of Riau to Enhance Better Accreditation and Graduates Competence diajukan ke Kemenristekdikti untuk selanjutnya diusulkan untuk dimasukkan ke dalam Bappenas Bluebook yang merupakan daftar proyek potensial yang tercantum pada Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka
[09:40, 7/15/2022] Kak Lidia: Menengah (DRPLN-JM) dari Bappenas,” jelasnya.
Setelah melalui proses penyempurnaan, pada akhir 2016, proposal tersebut dapat diusulkan ke dalam Bappenas Greenbook, yakni masuk daftar proyek potensial yang telah disetujui pendanaanya dari Asian Development Bank (ADB) untuk diproses lebih lanjut hingga tahun 2017 menyelesaikan Readiness Criteria sebagai persyaratan kesiapan dari Universitas untuk melaksanakan proyek.
Dari total anggaran sebesar Rp840,02 milira itu peruntukkannya 58,3 persen dialokasikan untuk membangun 10 gedung baru dengan total luas lantai bangunan 47,500 m2, dan 23,3 persen dialokasikan untuk perlengkapan peralatan laboratorium dan furniture. Sisanya dialokasikan untuk pengadaan software, IT licenses & Services, training, publikasi, seminar internasional study, dan workshop.
"Pembangunan gedung baru itu lebih untuk mewujudkan UNRI menjadi Universitas riset, unggul, bermartabat di bidang sains dan teknologi di kawasan Asia Tenggara 2035. Selain itu, kita berharap infrastruktur bangunan dan peralatan meningkatkan kreatifitas inovasi civitas akademika UNRI serta dapat membuka akses pendidikan lebih luas bagi peserta didik khususnya anak-anak nusantara," katanya.