Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 24 murid sekolah dasar (SD) dari John Eaton Elementary School Amerika Serikat (AS) menyanyikan lagu Burung Kakatua sambil bermain angklung yang secara harmonis dipadukan dengan alat musik xylophone (gambang).
Hal tersebut ditunjukkan saat 24 murid sekolah dasar itu mengunjungi gedung KBRI Washington, D.C. untuk mempresentasikan hal-hal menarik yang telah mereka pelajari tentang Indonesia pada Kamis (2/6), demikian menurut keterangan tertulis dari KBRI Washington yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Kunjungan ini merupakan kegiatan akhir dari program adopsi sekolah atau Embassy Adoption Program (EAP) yang telah berlangsung selama enam bulan terakhir dimana KBRI Washington, D.C. dipasangkan dengan SD John Eaton.
Disaksikan oleh Duta Besar, Wakil Duta Besar dan staf KBRI, para murid kelas 5 SD ini secara bergantian menyampaikan presentasi singkat tentang Indonesia. Dengan antusiasme dan semangat yang tinggi, mereka berbicara tentang Indonesia mulai dari bahasa, sejarah, kultur, makanan, hingga iklim dan biodiversitas.
Beberapa murid yang terpilih untuk mewakili Indonesia pada program simulasi sidang PBB (mini Model United Nations/MUN) yang diselenggarakan Pemerintah Washington, D.C. berkesempatan menyampaikan hasil riset mereka terkait isu perubahan iklim.
Berperan sebagai delegasi Indonesia, para murid tersebut dengan lugas mengutarakan langkah-langkah Pemerintah Indonesia dalam menangani isu-isu seperti kenaikan permukaan air laut, penurunan emisi karbon, deforestasi, hingga transformasi energi bersih.
"Indonesia merupakan negara asal dari tempe, yang diketahui sebagai super food karena tidak hanya memiliki gizi tinggi, namun juga sebagai subtitusi dari daging yang dapat menekan emisi karbon”, ungkap salah satu murid.
Dalam sambutannya, Duta Besar Rosan P. Roeslani memberikan apresiasi yang tinggi atas penampilan tersebut.
"Kalian bermain angklung dengan sangat baik, apalagi kalian belajar hanya dalam waktu yang singkat. Saya harap kalian dapat terus belajar mengenai Indonesia setelah program EAP ini selesai” ujar Rosan yang menyapa para murid dengan hangat.
Program EAP merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh pemerintah lokal Washington, D.C. melalui District of Columbia Public School (DCPS) dan organisasi nirlaba Washington Performing Arts yang bertujuan untuk mengenalkan murid-murid sekolah dasar di di ibu kota negara AS ini dengan keragaman budaya dari negara lain.
Dalam jangka waktu enam bulan, sebanyak 75 Kedutaan negara-negara asing yang berkantor di Washington, D.C. mengisi kelas satu bulan sekali kepada murid-murid kelas 5 dan 6 SD.
KBRI Washington, D.C. berpartisipasi pada program EAP sejak tahun 1983 dengan harapan dapat meningkatkan pemahaman publik AS terhadap Indonesia, serta mempererat hubungan persahabatan di tingkat masyarakat antara Indonesia dan AS yang dimulai sejak usia dini.
Secara umum, para murid menyampaikan kesan yang positif selama mengikuti program EAP tahun ini dan merasa senang karena sekolah mereka telah dipasangkan dengan KBRI Washington, D.C.
Selain mempelajari keunikan budaya dan kekayaan alam Indonesia, para murid juga menikmati metode pembelajaran yang ringan dan menyenangkan, termasuk melakukan aktivitas kerajinan tangan seperti membatik dan membuat wayang kulit.
Baca juga: AC Milan undang Rumah Angklung pentas di Italia
Baca juga: Penampilan Saung Angklung Mang Udjo Pukau Warga Swedia
Berita Lainnya
UNIFIL berduka atas tewasnya petugas penjaga perdamaian akibat tabrakan di Lebanon
16 November 2024 16:25 WIB
Indonesia mulai integrasikan bioenergi dan CCS guna kurangi emisi karbon
16 November 2024 16:10 WIB
Presiden China Xi Jinping ajak anggota APEC promosikan ekonomi inklusif
16 November 2024 15:57 WIB
Mike Tyson kalah dari Paul Jake dalam pertarungan selama delapan ronde
16 November 2024 15:49 WIB
BPBD DKI sebut genangan banjir rob di Jakarta Utara mulai berangsur turun
16 November 2024 15:25 WIB
Ketua MPR Ahmad Muzani lelang 1 ton sapi untuk disumbangkan korban Gunung Lewotobi
16 November 2024 15:10 WIB
Presiden Prabowo: APEC harus jadi model solidaritas dan kolaborasi Asia Pasifik
16 November 2024 14:49 WIB
Nelayan di Flores Timur NTT mulai lakukan aktivitas memancing
16 November 2024 14:01 WIB