Nilai tukar rupiah menguat di tengah data ekonomi AS yang kurang baik

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,rupiah

Nilai tukar rupiah menguat di tengah data ekonomi AS yang kurang baik

NILAI TUKAR RUPIAH MENGUAT. Petugas kasir menghitung mata uang rupiah di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung, Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (25/2/2019). (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.)

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi menguat di tengah data ekonomi AS yang kurang baik.

Rupiah pagi ini bergerak menguat 39 poin atau 0,27 persen ke posisi Rp14.441 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.480 per dolar AS.

"Dolar AS melemah pasca rilis data tenaga kerja dan pesanan pabrik yang kurang menggembirakan di AS," kata analis Monex Investindo Futures Faisyal dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.

Dolar AS dalam tekanan di tengah pasar yang mempertimbangkan data ekonomi AS yang kurang baik hasilnya.

Jumlah tenaga kerja baru di sektor swasta AS yang dilaporkan oleh ADP National Employment menunjukkan pada April hanya bertambah 128.000 tenaga kerja.

Angka tersebut lebih rendah dari estimasi pasar untuk pertumbuhan 300.000 tenaga kerja dan periode sebelumnya 202.000 tenaga kerja.

Data ekonomi lain yang dapat membebani pergerakan dolar AS adalah jumlah pesanan barang-barang yang diproduksi oleh manufaktur AS yang meningkat lebih sedikit dari perkiraan pada April.

Departemen Perdagangan AS melaporkan jumlah pesanan pabrik hanya naik 0,3 persen pada April setelah melonjak 1,8 persen pada Maret. Angka tersebut juga lebih rendah dari ekspektasi untuk kenaikan pesanan sebesar 0,7 persen.

Pada Kamis (2/6) lalu, rupiah ditutup menguat 54 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.480 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.534 per dolar AS.

Baca juga: Nilai tukar rupiah menguat seiring investor alihkan perhatian dari suku bunga Fed

Baca juga: Nilai tukar rupiah akhir pekan menguat, seiring pemerintah buka kembali ekspor CPO