Jakarta (ANTARA) - Emiten yang bergerak di bidang karoseri kendaraan truk atau kendaraan komersial PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE) optimistis dapat meningkatkan penjualan hingga mencapai Rp100 miliar sepanjang 2022.
Direktur Utama HOPE Kevin Jong meyakini, situasi terburuk sudah dilewati, yakni pelemahan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Pada 2020 dan 2021, dunia usaha terpukul dan penjualan perseroan menurun.
"Kami melihat, situasi terburuk sudah dilewati, kini kami menyongsong yang terbaik. Kami berharap bisa meningkatkan penjualan," ujar Kevin lewat keterangan di Jakarta, Senin.
Menurut Kevin, salah satu faktor yang menopang optimisme perseroan tersebut yakni pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin membaik.
"Kami optimistis penjualan tahun 2022 akan lebih baik dibandingkan setahun sebelumnya. Perkiraan kami, marketing sales sekitar Rp 100 miliar," kata Kevin.
Hingga April 2022, lanjut Kevin, jumlah order yang masuk sudah sekitar Rp 43,5 miliar. Bahkan, sepanjang kuartal I-2022, perseroan sudah melakukan turnover dari rugi menjadi untung, dibandingkan dengan periode sama setahun sebelumnya.
"Target kami, kinerja perseroan pada 2022 akan jauh lebih baik dengan harapan meraih laba," ujar Kevin.
Kevin menyampaikan penanganan pandemi COVID-19 oleh pemerintah yang terus membaik memberi dampak positif terhadap kinerja perusahaan.
"Pandemi COVID-19 termasuk yang mempengaruhi kinerja kami pada 2021, kini dengan semakin membaiknya kondisi pandemi tentu berdampak positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Kevin.
Badan Pusat Statistik mencatat pada ada kuartal I-2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,01 persen.
"Menurunnya angka kasus COVID-19 dan membaiknya pemulihan ekonomi, serta harga komoditas dunia batu bara dan nikel yang melambung menambah optimisme kami pada 2022," ujar Kevin.
Harga batu bara tercatat melejit. Bila pada 2021 sekitar harga batu bara sekitar 250-an dolar AS per per ton, kini menjadi berkisar 300-450 dolar AS per ton.
Lalu, harga nikel yang penghujung 2021 tercatat di bursa logam London (LME) sebesar 20.045 dolar AS per ton, mengutip data Barchart, kini untuk kontrak Mei 2022 26.449 dolar AS per ton.
"Sekalipun demikian kami juga menghadapi tantangan supply chain truck," kata Kevin.
Kevin menjelaskan pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan pendapatan pada 2022. Jurus itu adalah dengan menjaga mutu produk sehingga mendapat order berulang dari pelanggan.
Perseroan juga menjaga ketepatan spesifikasi dan waktu delivery, karena pada masa ini ketersediaan barang memiliki nilai yang tinggi.
"Kami juga mengoptimalkan pelayanan purna jual yang baik," ujar Kevin.
Baca juga: Kolaborasi pemerintah dan industri untuk wujudkan P3DN sektor otomotif
Baca juga: Indonesia sumbang penjualan terbesar kendaraan Mitsubishi di tahun fiskal 2021