Pekanbaru (ANTARA) - Asian Agri terus menunjukkan dukungannya untuk mewujudkan pertumbuhan inklusif di desa-desa seputar operasional perusahaan khususnya di Riau, Sumatra Utara, dan Jambi, salah satunya melalui pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar bisa naik kelas.
"Asian Agri 2030 adalah strategi bisnis jangka panjang selama sepuluh (10) tahun ke depan untuk memastikan keberlangsungan bisnis agar sejalan dengan filosofi bisnis grup perusahaan yaitu 5Cs – Good for Community, Country, Climate, Customer, dan Company. Salah satu pilar dari target 2030 Asian Agri adalah pertumbuhan inklusif, yakni mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah," kata Manager Sustainability Operation & CSR Asian Agri Putu Grhyate Yonata Aksamelalui pernyataannya di Pekanbaru, Selasa.
Untuk itu, ragam kegiatan pun dilakukan oleh Asian Agri yang merupakan bagian dari Grup Royal Golden Eagle, salah satunya dengan melakukan pelatihan UMKM bagi para pelaku di desa-desa seputar operasional perusahaan yaitu Riau, Jambi dan Sumatera Utara.
Adapun pelatihan yang mengusung tema ‘UMKM Naik Kelas’ dilakukan dengan mendatangkan narasumber dari Rumah Tamadun, yang sejak tahun 2017 sudah aktif menghasilkan produk-produk UMKM seperti produk-produk dari lidi limbah sawit , seperti tas, piring, kotak tisu dan lainnya.
"Harapan kami dengan pelatihan UMKM yang akan kami lakukan, nantinya bisa mengembangkan wawasan, keterampilan, serta pemasaran para pelaku UMKM di desa-desa agar binaan Asian Agri bisa naik kelas. Baik itu, dari unsur kualitas, kuantitas serta perluasan pemasaran produk," kata Koordinator CSR Asian Agri Wilayah Riau Putu.
Pemilik UMKM kerajinan Rumah Tamadun, Hendra Dermawan memaparkan UMKM Naik Kelas bisa terwujud apabila pelaku usaha mengubah cara pikir atau cara pandang dalam mengelola bisnisnya.
"Konsepnya sama, pelaku UMKM ini biasanya menganggap dirinya sebagai pedagang. Tapi saya mengubah mindset bahwa pelaku UMKM adalah pebisnis. Jadi kalau pola pikirnya sudah tertanam sebagai pebisnis akan melihat usaha semakin luas tidak hanya berdagang jual beli saja," ujarnya.
Kemudian dia menyebutkan perlunya mental yang kuat sebagai pebisnis, dengan modal mental itu bisa melihat peluang yang ada dari berbagai potensi bisnis di sekitarnya.
Dia mencontohkan penjual lontong yang menganggap jualannya biasa saja. Padahal apabila yakin dengan usaha itu, bisa melirik potensi pasar yang lain seperti jualan lontong malam, dimana dengan sedikit diferensiasi atau pembeda, akan menjadi poin menarik yang tentu bisa mendatangkan keuntungan bila dikelola sebaik mungkin.
Terakhir, dia meminta agar pelaku UMKM untuk fokus dan mendorong peningkatan kualitas produknya agar naik kelas, melalui enam tahap yaitu perizinan, administrasi, quality control produk, personal branding, packaging standar, dan pemasaran melalui jaringan online serta medsos.
Berita Lainnya
Petani sawit di Riau akui keunggulan bibit sawit Topaz
08 May 2024 10:07 WIB
BBM solar ditemukan di perumahan PT Asian Agri di Inhu
11 March 2024 12:35 WIB
Sprinter Saptoyogo kembali raih emas dan pecahkan rekor Asian Para Games
25 October 2023 12:10 WIB
Indonesia berhasil rebut medali emas perahu naga 1000m putra Asian Games
06 October 2023 11:57 WIB
Klasemen Asian Games 2022: Indonesia berpeluang untuk menambah medali
05 October 2023 16:00 WIB
Asian Games 2022 - Indonesia gagal raih medali compound beregu putri
05 October 2023 13:21 WIB
Asian Games - Indonesia wins gold in women's speed climbing
04 October 2023 1:22 WIB
Tim Indonesia berhasil melaju ke final lari estafet 4x100 meter putra
02 October 2023 13:16 WIB