Pencak Silat Cetak Sejarah: Debut Perdana di Asian Youth Games!

id Silat

Pencak Silat Cetak Sejarah: Debut Perdana di Asian Youth Games!

Arsip Foto - Pesilat Indonesia Hanifah Yudani Kusumah (kanan) menyerang pesilat Thailand Adilan Chemaeng (kanan) dalam babak semifinal Kelas C Putra Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (26/8/2016). (ANTARA/INASGOC/Melvinas Priananda/Ang/nak/am.)

Jakarta (ANTARA) - Pencak silat mencatat tonggak bersejarah dengan tampil resmi sebagai cabang olahraga medali untuk pertama kalinya di ajang Asian Youth Games (AYG) Bahrain 2025.

“Ini adalah buah dari kerja keras dan diplomasi yang panjang. Dari awal, Persilat bersama NOC Indonesia meyakinkan panitia AYG dan tuan rumah bahwa pencak silat layak menjadi bagian dari pesta olahraga remaja Asia. Kini, pencak silat bukan lagi ekshibisi, tapi cabang olahraga resmi yang memperebutkan medali,” kata mantan Ketua Harian Persilat, Benny Sumarsono, dikutip di Jakarta, Selasa.

Langkah ini menjadi hasil perjuangan panjang Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Persilat) bersama Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) dalam memperjuangkan pengakuan internasional terhadap olahraga bela diri warisan Nusantara tersebut. Setelah melewati proses diplomasi intensif, tuan rumah Bahrain akhirnya menyetujui pencak silat menjadi cabang resmi setelah sebelumnya hanya berstatus eksibisi.

Baca juga: Rombongan ondel-ondel dan atraksi pencak silat ramaikan Fete de la Musique di Berlin

Pelaksanaan cabang pencak silat di Asian Youth Games Bahrain 2025 berjalan lancar dan mendapat apresiasi luas. Sebanyak 14 negara berpartisipasi yang merupakan sebuah tanda bahwa semakin luasnya penerimaan olahraga ini di kawasan Asia. Distribusi medali juga menunjukkan persaingan yang merata.

Selain Indonesia yang meraih medali emas dan perak, Uzbekistan berhasil membawa pulang satu emas dan satu perunggu, sedangkan Filipina juga mengamankan satu emas. Tuan rumah Bahrain dan Kirgiztan meraih masing-masing satu perak, sementara Kamboja, Iran, Kazakhstan, dan Malaysia memperoleh satu perunggu.

Momentum bersejarah tersebut turut disaksikan langsung oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Bahrain Ardi Hermawan yang hadir di Hall 1 Exhibition World Bahrain.

Dalam seremoni pembukaan, ia bersama Sekretaris Jenderal Persilat Teddy Suratmadji, menyerahkan kujang yang merupakan senjata tradisional asal Indonesia sebagai simbol dimulainya kompetisi pencak silat di ajang tersebut.

“Hall 1 Exhibition World Bahrain menjadi saksi lahirnya medali emas pertama pencak silat di Asian Youth Games. Ini bukan hanya sejarah bagi Indonesia, tapi juga bukti bahwa pencak silat kini benar-benar diterima di Asia,” kata Benny menambahkan.

Ketua Umum NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari menyebut keberhasilan pencak silat di Bahrain sebagai bukti nyata kolaborasi dan diplomasi olahraga Indonesia di level internasional.

“Medali emas ini bukan hanya kemenangan atlet, tapi juga kemenangan diplomasi olahraga Indonesia. Pencak silat adalah identitas bangsa, dan hari ini dunia menyaksikan bagaimana warisan budaya kita berdiri sejajar di pentas Asia,” katanya.

Okto menegaskan NOC Indonesia akan terus mendorong agar pencak silat semakin mendunia dan mendapat tempat di ajang-ajang olahraga internasional lain. “Ke depan, kita akan terus melihat pencak silat bisa kembali tampil di panggung-panggung dunia. Karena tujuan utamanya adalah membuat pencak silat mendunia,” kata dia menambahkan.

Baca juga: Peluang Indonesia panen emas pada cabang pencak silat di hari ke-5 SEA Games 2023

Sebagai bentuk apresiasi, Raja Sapta Oktohari juga mendapat kehormatan mengalungkan medali kepada para pemenang cabang pencak silat di Asian Youth Games Bahrain 2025, yang sekaligus mempertegas posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan pencak silat dunia.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.