Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat menyatakan bahwa program tol laut dapat ditingkatkan kinerjanya dengan mengatasi disparitas atau ketimpangan antara jumlah muatan berangkat dan balik yang kini masih terlalu lebar.
"Dari catatan Kemenhub per 1 April 2022 total muatan berangkat sebesar 3.929 TEUs (twenty-foot equivalent unit), sedangkan muatan balik hanya sebesar 1.398 TEUs. Ada perbedaan sekitar 35 persen," kata Toriq Hidayat dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Menurut Toriq, hal tersebut menunjukkan belum proporsionalnya antara loading atau beban muatan pergi dan kembali, sehingga membuat ketidakseimbangan biaya logistik
Untuk itu, ujar dia, aspek muatan balik dalam tol laut harus betul-betul optimal dan ditingkatkan.
Ia menyebutkan, masyarakat sudah banyak yang memanfaatkan tol laut. Jika melihat datanya, sejak diresmikan, tol laut jumlah muatan memang terus meningkat.
Pada 2016, lanjutnya, jumlah muatan tercatat sebesar 81.404 ton, dan angka tersebut terus meningkat ke 477.600 ton pada 2021. Hal ini menunjukkan upaya menyeimbangkan pembangunan Indonesia timur dan barat mulai tampak.
"Namun, disparitas antara aspek muatan berangkat dari pelabuhan utama dan muatan kembali dari pelabuhan daerah, menjadikan biaya logistik di Indonesia belum efisien," paparnya.
Selain itu, ujar dia, secara umum usaha mewujudkan kesejahteraan dan pemulihan ekonomi ke setiap daerah lewat tol laut dinilai masih belum merata.
Ia berpendapat untuk tol laut secara khusus, harus ada tindakan kreatif dari pemegang kebijakan yang dapat mendongkrak setiap daerah memiliki produk unggulan.
Baca juga: Tol Laut trayek T-19 jadi kunci sukses penyerapan dan distribusi beras di Papua
"Yang dapat dijual ke daerah lain. Sederhananya setiap daerah adalah konsumen sekaligus produsen," kata Toriq.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menggandeng Kementerian Pertanian dan BPH Migas mengoptimalkan angkutan kapal ternak yang telah berjalan selama tujuh tahun melalui pemanfaatan teknologi informasi.
"Angkutan khusus ternak yang dilakukan oleh pemerintah sudah berjalan hampir tujuh tahun dan sudah banyak mengalami peningkatan dan perkembangan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Mugen Sartoto.
Program tol laut khusus ternak merupakan salah satu subsistem dari sistem angkutan laut nasional, yang diselenggarakan oleh pemerintah dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan pangan di dalam negeri, yang mana salah satunya adalah daging, maka pemerintah menyelenggarakan angkutan khusus ternak di dalam negeri, dengan memberikan subsidi pengoperasian angkutan khusus ternak.
Angkutan khusus ternak yang dilakukan oleh pemerintah banyak mengalami peningkatan dan perkembangan, baik dari segi trayek, jumlah muatan, maupun kapasitasnya dari tahun 2015-2021 dengan total capaian realisasi muatan berjumlah 181.212 ekor.
"Kami mohon bantuan Kementerian Pertanian dan dinas terkait agar mengidentifikasi daerah mana saja yang berpotensi sebagai penghasil ternak untuk diusulkan sebagai daerah distributor ternak. Seharusnya sebelum kapal tiba di pelabuhan muat, ternak sudah siap diangkut sehingga kapal tidak menunggu muatan di pelabuhan," ungkap Mugen.
Baca juga: Tol Laut angkut minyak kelapa murni atau VCO perdana dari Maluku Utara ke Jawa
Baca juga: Muatan kapal tol laut Pelni meningkat hampir 300 persen Semester I 2020
Berita Lainnya
Pj Gubernur Riau terima penghargaan Bhumandala Award 2024 kategori provinsi Bhumandala Kinerja Sampul Jaringan IG
05 November 2024 11:22 WIB
Amerika Serikat kepada Israel: Pulihkan Gaza atau kehilangan bantuan militer
05 November 2024 11:12 WIB
Basuki Hadimuljono hadir di Istana Jakarta untuk dilantik jadi Kepala OIKN
05 November 2024 11:08 WIB
Hamas menyatakan lakukan pembicaraan dengan Fatah soal pengelolaan Gaza
05 November 2024 10:21 WIB
Nilai tukar rupiah merosot menjelang rilis PDB Indonesia triwulan III-2024
05 November 2024 10:12 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia berpotensi rebound di tengah wait and see Pilpres AS
05 November 2024 10:03 WIB
Menlu Mesir dan Amerika Serikat bahas upaya gencatan senjata Gaza, Lebanon, Sudan
04 November 2024 16:41 WIB
Badan Geologi laporkan aktivitas Gunung Marapi Sumatera Barat alami peningkatan
04 November 2024 16:36 WIB