Jakarta (ANTARA) - Direktur Industri Kreatif Musik, Film, dan Animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Amin Abdullah mengatakan pemerintah fokus pada lima rantai nilai ekonomi kreatif untuk memajukan sektor film Indonesia.
"Pemerintah selain memiliki tugas perumusan dan kebijakan teknis, penguatan kreasi, dan penciptaan talenta, juga berfokus pada rantai nilai dari ekonomi kreatif yaitu kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan penyimpanan atau dokumentasi produk," kata Amin dalam diskusi daring, dikutip pada Kamis.
Untuk itu, Amin mengatakan pemerintah melalui Kemenparekraf juga telah memberikan beragam bantuan untuk mendukung potensi dan semangat para sineas tersebut dengan berbagai insentif.
Baca juga: Eddie Redmayne mengaku sempat cemas film "Fantastic Beasts 3" tak jadi rilis
Tahun lalu, Amin menjelaskan bahwa pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) membantu memberikan stimulus untuk perfilman nasional dengan penyaluran bantuan pemerintah.
"Ada skema produksi, promosi, dan praproduksi. Tahun ini rencananya akan kembali dilanjutkan, namun masih dalam penggodokan dan masih akan diajukan ke Kementerian Keuangan," kata Amin.
Kehadiran PEN Film 2021 dinilai telah mendapatkan sambutan positif di mana lebih dari 50 sineas merasakan manfaat PEN 2021 dengan penyerapan anggaran sebesar Rp116,8 miliar.
Lebih lanjut, ada pula bantuan pemerintah yang diberikan kepada komunitas film dan fotografi melalui bantuan produksi.
"Kemitraan ini merupakan tujuan yang berbeda. Jika PEN ditujukan untuk film layar lebar yang diputar ke bioskop dan multiplatform seperti OTT, untuk yang bantuan pemerintah lainnya ini ditujukan untuk film pendek yang berbasis komunitas," papar Amin.
"Semuanya kita bantu mulai dari film panjang untuk bioskop dan komunitas, film-film yang biasa main ke festival dan dimungkinkan untuk diputar di ruang publik. Ekosistem ini kita coba bantu, dan pemerintah hadir dalam produksi dan kreasi," ujarnya menambahkan.
Selain itu, Amin mengatakan terdapat pula beberapa program lainnya untuk mendukung perfilman dalam negeri. Mulai dari program pendampingan seniman dan sineas di destinasi wisata super prioritas, program Family Sunday Movie, program Aksilarasi, hingga pendanaan di Akatara.
Baca juga: Regenerasi dan pembajakan jadi tantangan besar di industri perfilman Indonesia
Baca juga: Film "Gara-Gara Warisan" jadi film komedi pertama Oka Antara