Pekanbaru (ANTARA) - Bagi sebagian besar orang, angka target pengeboran sumur minyak hanyalah sebuah deret hitung berapa sumur yang sudah dibor saat ini. Lain halnya di mata pekerja migas setiap sumur yang berhasil dibor adalah cermin dari proses perencanaan yang matang, komitmen dan kolaborasi yang kuat, serta hasil keringat ratusan hingga ribuan orang yang terlibat.
Untuk mengebor satu sumur minyak, ibaratnya membutuhkan kerja keras orang satu desa. Bisa dibayangkan, betapa kompleks dan masifnya pekerjaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dalam mewujudkan target pengeboran 400 hingga 500 sumur baru di WK Rokan tahun ini.
PHR dituntut mampu mengebor rata-rata lebih dari satu sumur per hari, butuh fokus dan komitmen tinggi, serta dukungan semua pemangku kepentingan (stakeholder) di WK Rokan, Riau.
PHR WK Rokan, yang menyumbangkan sekitar 24 persen produksi minyak nasional, tak bisa bekerja sendirian.
"Rencana kerja masif dan agresif Pertamina di WK Rokan merupakan bagian upaya mengoptimalkan manfaat hasil migas bagi rakyat Indonesia, sekaligus mendukung ketahanan energi nasional dan target pemerintah mencapai produksi 1 juta barel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada 2030," kata Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin melalui rilisnya kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa.
Mulai tahap perencanaan, pengadaan barang-jasa pendukung, persiapan lokasi hingga pelaksanaan pengeboran sumur minyak membutuhkan waktu setidaknya enam bulan. Bahkan, ketika mata bor sudah tajak atau menyentuh tanah, rig pengeboran akan beroperasi 24 jam tanpa henti hingga mencapai titik yang dituju di bawah permukaan tanah. Pekerja rig dibagi dalam tiga shift untuk mendukung pekerjaan yang nonstop tersebut.
Rangkaian tahapan pekerjaan itu memerlukan kolaborasi yang kuat dan keahlian SDM dari lintas fungsi/ tim di PHR. Di antaranya tim Asset Development (AD), Drilling & Completion (D&C), Facility Engineering (FE), Operations & Maintenance (O&M), General Counsel, Procurement & Contracting (P&C), Health Environment & Safety (HES), Security, Strategic Business Planning, dan Corporate Affairs. Ratusan hingga ribuan pegawai dan mitra kerja PHR saling bekerja sama untuk mengebor sumur demi sumur secara selamat, andal, dan optimal.
"Kegiatan diawali tahap identifikasi kandidat sumur pengeboran oleh tim Well Development dan didiskusikan bersama tim-tim terkait lainnya sebelum diajukan ke Pertamina Upstream Development Way dan SKK Migas untuk persetujuan lebih lanjut," kata Manager Well Development Sumatera Light Oil (SLO) PHR Muhamad Irfan.
Tim AD, D&C, dan FE berdiskusi untuk mematangkan rencana pekerjaan, di antaranya menentukan arah lintasan pengeboran di setiap lokasi dan memilih titik pengeboran yang paling optimal. Secara simultan, tim P&C dan General Counsel mulai bergerak menyiapkan kontrak pengadaan barang/ jasa maupun lokasi lahan yang hendak dibor.
Berita Lainnya
Iktiar PPKM menuju penurunan kasus COVID-19
23 September 2021 10:48 WIB
Ledakan di pabrik Karawang tewaskan dua pekerja
19 December 2024 9:57 WIB
Airlangga: PPN naik, pekerja padat karya dengan gaji hingga Rp10 juta bebas PPh
16 December 2024 14:55 WIB
Polsek Siak Kecil ajak pekerja bangunan jaga kondusifitas usai pilkada
04 December 2024 17:39 WIB
Pengamat: UMP 6,5 persen dapat membantu tingkatkan daya beli pekerja
30 November 2024 12:34 WIB
Tahun 2024 catat rekor terburuk kematian bagi pekerja kemanusiaan sedunia
23 November 2024 13:13 WIB
Kadisnakertrans Riau minta perusahaan beri izin cuti pekerja saat pencoblosan
20 November 2024 21:32 WIB
Puluhan anggota serikat pekerja FSPTI-KSPSI terima sembako dari Polres Rohil
17 November 2024 10:21 WIB