Jakarta (ANTARA) - Menjelang Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret, Google meluncurkan inisiatif #YukBukaSuara untuk mengingatkan dan memberdayakan perempuan Indonesia agar berani menunjukkan jati diri dan mengungkapkan suara mereka.
"Kita ingin mengajak perempuan Indonesia untuk memahami perbedaan stereotip dengan fakta, persepsi dengan kenyataan, dan suara masyarakat dengan suara yang ada di dalam diri. Jadi tahun ini kita ingin mengajak perempuan Indonesia untuk find your own voice, " kata Fida Heyder, Head of Consumer Apps Marketing Google Indonesia saat jumpa pers virtual, Senin.
Menurut Fida, Hari Perempuan Internasional bukan hanya sebuah perayaan tapi juga menjadi pengingat bahwa semua perempuan dapat menyuarakan isi kepala mereka dan saling menginspirasi satu sama lain.
Baca juga: Komnas Perempuan sebut terjadi kekerasan capai 338.496 kasus di 2021
"Pahami identitas kita, suarakan suara kita. Dengan begitu, mungkin satu orang yang dekat dengan kita akan terketuk hatinya dan menjadi lebih berani. Ketika perempuan berhasil, semua orang pun akan berhasil," imbuh Fida.
Untuk merayakan Hari Perempuan Internasional, Fida mengatakan Google membuat satu fitur di Asisten Google yang dapat memberikan pengetahuan mengenai sosok-sosok perempuan yang menginspirasi.
"Teman-teman bisa coba, 'Ok Google, ceritakan tentang wanita inspiratif' untuk mendapatkan inspirasi," ujar Fida.
Sebagai informasi, menurut World Economic Forum's Global Gender Gap Report 2021, Indonesia berada di peringkat 101 dalam indeks kesetaraan gender. Sedangkan menurut World Bank's 2021 Report, perempuan lebih jarang dipromosikan, sehingga menyebabkan kesenjangan gaji yang besar antara perempuan dan laki-laki.
Baca juga: Erick Thohir ajak perempuan prasejahtera di Tanjung Pinang maju bersama Mekaar
Selain itu, laporan Google tentang "Towards Gender Equity Online" yang dilakukan di Indonesia dan enam negara berkembang lainnya menemukan banyak hambatan tumpang tindih yang mencegah perempuan untuk bisa menikmati manfaat internet secara penuh.
Padahal, pilar kelima dalam Sustainable Development Goals menjelaskan bahwa ketidaksetaraan gender dapat mengganggu kemampuan Indonesia untuk berkembang.
Dalam dukungannya terhadap perempuan, Google telah melakukan berbagai inisiatif. Program Bangkit misalnya, yang pada tahun 2021, 30 persen pesertanya adalah perempuan. Kemudian Women Developer Academy, yang mengajarkan keterampilan profesional teknologi bagi perempuan di Asia Tenggara.
Selain itu, Google juga membantu perempuan mencapai potensi ekonomi mereka melalui program WomenWill yang telah menyatukan 300 ribu pengusaha perempuan untuk saling menginspirasi, berbagi pengetahuan, dan belajar menggunakan alat digital untuk mengembangkan bisnis.
Membangun keragaman dan kesetaraan di tempat kerja juga telah dilakukan oleh Google. Menurut laporan terbaru di Google 2021 Diversity Annual Report menunjukkan bahwa di Asia Pasifik, perekrutan perempuan mencapai lebih dari 36 persen, lebih tinggi dari rata-rata global. Selain itu, 29 persen jajaran kepemimpinan juga diduduki oleh perempuan, lebih tinggi dari rata-rata global.
Baca juga: Anggota DPR sebut keterwakilan perempuan di KPU-Bawaslu wujud demokrasi berkualitas