Pekanbaru, (antarariau.com) - Dinas Perkebunan Provinsi Riau mengajak Greenpeace untuk berdialog mengenai perkembangan industri kelapa sawit saat LSM lingkungan itu akan singgah ke Kota Dumai menggunakan kapal "Rainbow Warrior", ketimbang melakukan aksi propaganda yang asal tuding dan mengarah pada kampanye hitam.
"Kalau mereka (Greenpeace) mau berdialog kita sangat menyambut baik, bahkan bisa kita ajak melihat perkembangan klaster petani sawit swadaya di Riau," kata Kepala Seksi Pengembangan Usaha Perkebunan pada Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Sri Ambar K., pada diskusi "Menyelamatkan Industri Kehutanan dan Sawit di Pasar Internasional dari Kampanye Hitam" di Pekanbaru, Kamis.
Hal itu disampaikan Sri Ambar menanggapi rencana Greenpeace bersama "Rainbow Warrior" yang kini tengah melakukan perjalanan di Indonesia. Rencananya LSM internasional itu melakukan perjalanan untuk mengkampanyekan penyelematan lingkungan mulai dari Papupa di Indonesia Timur, hingga ke Kota Dumai di Provinsi Riau.
Menurut Sri Ambar, belajar dari setiap kedatangan Greenpeace di Riau sejak 2008 terus melakukan aksi sporadis yang kerap mengarah ke kampanye hitam mulai dari mengikat diri ke jangkar kapal hingga alat berat milik perusahaan sawit dan kehutanan. Ia menilai hal tersebut hanya untuk mencari sensasi, namun meninggalkan kesan yang tidak baik bagi masyarakat Indonesia yang mengedepankan tradisi sopan santun.
Ia mengatakan, pemerintah Indonesia bukan anti terhadap kritik, namun aksi Greenpeace di Riau selama ini dinilai sudah sangat berlebihan dan mengarah pada kampanye hitam.
"Mereka (Greenpeace) harus dikritik juga, jangan cari sensasi, karena kita juga terus membenahi diri kok," katanya.
Menurut dia, pemerintah Indonesia selalu membuka diri untuk berdialog menyambut kedatangan Greenpeace. Hanya saja, penyampaian kampanye seharusnya juga tidak merugikan banyak pihak dan mengikuti aturan hukum yang ada.
"Berkunjung ke negara lain seperti Singapura dan Malaka (Malaysia) ada aturan yang ketat. Kok bisa orang-orang itu datang menginjak-injak kita, kalau perlu langsung diekstradisi kenapa tidak," katanya.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau, Viator Butar-butar mengatakan keberadaan LSM seperti Greenpeace juga memberikan manfaat karena bisa memberi masukan untuk pembenahan industri kehutanan dan sawit nasional. Hanya saja, cara penyampaian kritiknya yang perlu diubah.
"Tidak perlu itu bawa kapal kesini terus langsung main rantai-rantai diri segala," ujarnya.