Pekanbaru, (antarariau.com) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Riau menyatakan telah menerima 40 pengaduan dari masyarakat terkait pungutan liar (pungli) dalam pemasangan sambungan listrik PLN.
"Selama 2012 kami menerima 40 pengaduan mengenai biaya pemasangan listrik PLN yang mencekik karena terlalu mahal dan ada indikasi pungli," kata Ketua YLKI Riau Sukardi kepada Antara di Pekanbaru, Senin.
Ia menjelaskan, puluhan pengaduan itu berasal dari warga di Bagan Batu Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Sebabnya, tarif pemasangan listrik baru 1.300 watt yang normalnya Rp1,1 juta, membengkak jadi Rp7,5 juta per rumah.
Menurut dia, laporan tersebut diteruskan YLKI ke PLN.
"Setelah kita dampingi akhirnya PLN mengakui bahwa uang tersebut adalah permainan oknum PLN. Dan oknum itu akhirnya dimutasi dan sisa uang dikembalikan," katanya.
Ia mengatakan, YLKI akan terus mengawasi proses pemasangan listrik di masyarakat karena kuat dugaan pungli semacam itu masih terjadi.
"Saya rasa masih ada warga yang dirugikan lainnya tapi belum melapor ke YLKI, karena itu kami akan terus mengawasinya," ujarnya.
Menurut dia, timbulnya pungli itu merupakan imbas dari keterbatasan daya listrik di Riau, sehingga muncul oknum PLN dan biro PLN yang memanfaatkannya untuk jual beli meteren listrik diluar harga normal.
Selain itu, Sukardi menambahkan YLKI juga banyak menerima pengaduan masyarakat soal pelayanan PLN karena seringnya terjadi pemadaman listrik di luar jadwal.