Pekanbaru, (antarariau.com) - PT PLN Cabang Pekanbaru melakukan pemadaman listrik pada situasi beban puncak disaat gerakan hemat energi listrik "Earth Hour" yang digagas organisasi pencinta lingkungan WWF Riau di Pekanbaru, Sabtu, (23/3) malam.
"Listrik di rumah kami sudah padam sewaktu laga tim nasional versus Arab Saudi, jadi bagaimana mungkin kami bisa mengikuti 'Earth Hour' malam tadi," ujar Andika Kurniawan (27), warga yang tinggal di Jalan Tanjung Datuk, Pekanbaru, Ahad.
PLN, katanya lebih lanjut, kemudian kembali menyalakan listrik di rumahnya sekitar jam 22.00 Wib. Sedangkan "Earth Hour" adalah mematikan listrik selama satu jam dari pukul 20.30 Wib hingga 21.30 Wib.
Seperti diketahui, "Earth Hour" merupakan kampanye lingkungan yang diiniasi oleh WWF mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis dan pemerintahan untuk menyatakan kepedulian terhadap perubahan iklim lewat upaya hemat energi.
"Jadi kami sudah mengikuti 'Earth Hour', meski PLN yang 'memaksa' dengan memadamkan listrik di rumah kami," ucapnya.
Sahidin Hidayat (56), warga Jalan Kamboja, Kelurahan Delima, Kecamatan Tampan, mengaku, listrik jalan menuju Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru yakni di Jalan Adi Sucipto disaat yang sama juga padam.
"Malam tadi sehabis Maghrib sewaktu mengantar isteri saya ke rumah saudara, di seputaran balai latihan kerja dalam kondisi yang padam. Kondisi itu membuat jalan raya jadi macet, karena lampu merah yang tidak menyala," ujarnya.
Sedangkan ditempatnya tinggal, PLN melakukan pemadaman dari mulai jam 23.50 Wib sampai pukul 00.05 Wib, katanya.
Sementara itu, acara seremoni gerakan hemat listrik "Earth Hour" yang dipusatkan di pelataran Bandar Serai Idrus Tin Tin, Pekanbaru yang digagas WWF, menjadi buyar oleh karena hujan turun dengan sangat lebat.
"Kami sudah berusaha, tapi ternyata tetap turun hujan juga," keluh Humas WWF Program Riau, Syamsidar.
Sebelumnya, pihak PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR) mengaku kondisi PLN di Riau mengalami defisit 20 Mega Watt akibat sistem interkoneksi di Sumatera Bagian Tengah (Sumbagteng) terganggu karena ada pembangkit yang keluar sistem.
"Ada pembangkit yang keluar dari sistem, sehingga membuat defisit 100 Mega Watt. Riau masuk dalam interkoneksi Sumbagteng meliputi Sumbar, Jambi dan Sumsel, sehingga Riau kebagian defisit 20 Mega Watt," ujar Humas PLN WRKR, Suhatman.
Pembangkit yang keluar dari sistem interkoneksi Sumbagteng yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Ombilin berkapasitas 2 x 100 Mega Watt di Sawah Lunto, Sumatera Barat.
Sehingga Kota Pekanbaru terpaksa dilakukan pemadaman pada waktu beban puncak atau dari pukul 18.00 Wib sampai pukul 22.00 Wib
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB