Genjot minat baca, Sahal tutup bengkel jadi pondok baca

id Tanoto foundation, pondok baca, pondok baca siak

Genjot minat baca, Sahal tutup bengkel jadi pondok baca

Suasana Pondok Baca di Kecamatan Siak, Kabupaten Siak. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Terbatasnya waktu belajar di sekolah selama pandemi menimbulkan keprihatinan dari berbagai kalangan orangtua murid. Waktu luang anak anak di luar sekolah jauh lebih banyak dibanding dengan jam belajar di sekolah

Sebagian besar murid sepulang dari Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah waktunya hanya digunakan untuk bermain game atau mendampingi orang tua bekerja untuk mencari tambahan penghasilan.

Melihat kondisi yang memprihatinkan tersebut, salah satu tokoh masyarakat di Desa Tumang Kecamatan Siak,Muhammad Sahal, berpikir mencari solusi agar anak anak sepulang dari sekolah atau ketika anak anak tidak bersekolah tetap bisa membaca buku bacaan bermutu.

Ia lalu memutuskan menutup usaha bengkel motor yang berada dalam pekarangan rumahnya kemudian menyulap menjadi pondok baca bagi anak anak yang ada di sekitar perkampungan.

Seluruh barang barang yang ada dalam tokonya dikeluarkan dan dipindahkan ke tempat yang agak jauh. Ia hanya menyisakan rak bekas untuk dijadikan sebagai rak buku.

Melihat Sahal yang juga sebagai perangkat Kampung Tumang itu sedang membereskan bengkelnya, warga di sekitar rumahnya turut membantu membersihkan dan menata bekas bengkel itu menjadi ruang baca yang kondusif.

Setelah pondok baca tersebut layak difungsikan, Sahal kemudian berkoordinasi dengan Baharuddin, guru kelas jauh SDN 10 Tumang, Kecamatan Siak, agar bisa meminjamkan buku bacaan bagi anak anak di pondok baca yang baru dibuka.

“Saya juga meminta agar Pak Bahar, guru kelas awal di SDN 10 Tumang, agar sepulang mengajar di sekolah kelas jauh, juga meluangkan waktu mendampingi anak anak membaca dan menulis dengan baik di lapak baca ini,” katanya.

Terhibur mendengar anak membaca

Hanya sehari setelah lapak baca dibuka serta buku pinjaman dari SDN 10 Tumang sudah tersedia, puluhan anak anak dari penjuru kampung datang di halaman rumahSahal.

Anak-anak yang datang membaca lebih banyak yang berjalan kaki, naik sepeda, dan ada juga diboncengmotor oleh orang tuanya.

Suara para pembaca buku terdengar jelas ke dalam kediaman Sahal, hanya sedikit yang membaca senyap. Meski terdengar gaduh, Pak Sahal merasa menikmati gemuruh suara membaca dari bekas bengkel itu.

“Saya justru lebih merasa terhibur mendengar anak-anak membaca walaupun pada jam-jam istirahat,” ujarnya.

Buku bacaan yang tersedia di lapak baca tersebut masih untuk anak-anak yang baru bisa membaca sehingga nyaring bunyinya. Buku itu sebagian merupakan bantuan Program PINTAR Tanoto Foundation untuk sekolah mitra di Kabupaten Siak. Sementara itu buku-bukua cerita masih terbatas jumlahnya.

Meski koleksi buku masih terbatas, orang tua siswa yang kebanyakan ibu ibu yang datang mengantar maupun menjemput anaknya membaca mengaku senang dengan adanya pondok membaca di kampung ini.

“Sejak adanya tempat ini, anak saya mulai makin bisa membaca dan menulis,” ujar Uni, orang tua dari Noval Ibnu Hafiz ketika datang mengantar anaknya.

Selama anak-anak membaca di pondok tersebut, orang tua tetap memantau anak anaknya agar tetap menggunakan masker dan mencuci tangan ditempat yang disediakan.

Suasana Pondok Baca di Kecamatan Siak, Kabupaten Siak. (ANTARA/dok)


Peran Komite Sekolah

Kolaborasi masyarakat untuk pengadaan pondok baca di dalam sekolah sudah menjadi program Komite Sekolah SDN 10 Tumang. Hanya saja, selama pandemi, pondok baca dalam sekolah itu banyak lapuk sehingga perlu dibuat kembali.

Ketua Komite SD Negeri 10 Tumang yang juga sebagai Ketua RT di Kampung Tumang Turmanto, menyambut baik inisiatifSahal yang menfasilitasi ruang baca di bekas bengkelnya.

Menurutnya, praktik baik ini merupakan bentuk kolaborasi Komite dan peran serta masyarakat dalam mendorong pendidikan yang lebih baik di masa pandemiCOVID-19 ini.

“Upaya Pak Sahal merupakan wujud peran serta masyarakat dalam mendukung fasilitas budaya baca bagi anaka anak yang sekolah di Tumang,” tambahnya.

Dengan adanya ruang baca ini, komite sekolah ini akan berupaya mencari tambahan buku dengan cara menghubungi berbagai sumber.

Melihat animo anak anak membaca di pondok baca itu, Abdul Mina Putra, Penghulu Kampung Tumang yang baru terpilih, memberikan pujian dan akan membantu melalui penyediaan buku bacaan tambahan bagi anak anak.

“Inovasi masyarakat membuka rumah baca di kampung ini patut didukung untuk pengembangan kedepannya,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya akan membantu tambahan buku. Mina Putra juga meminta anak-anak atau remaja yang ada di desa ini agar memamfaatkan perpustakaan desa untuk membaca.