Denpasar (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho optimistis Bali dapat menjadi "surga" bagi para pelaku startup, di tengah berbagai potensi yang dimiliki Pulau Dewata.
"Bali telah memiliki lingkungan dan komunitas internasional yang dapat menjadi sarana bagi pelaku startup dalam membangun jejaring," kata Trisno Nugroho dalam acara Bali Startup Summit di Denpasar, Kamis.
Terlebih, ujar Trisno, dari laporan East Ventures berjudul Digital Competitiveness Index 2021 itu, Bali juga berhasil meraih peringkat keempat dari 34 provinsi Indonesia, ditinjau dari sisi daya saing digital.
"Kisah sukses Bali mengangkat daya saing digitalnya tak lepas dari dukungan pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur digitalnya," katanya pada acara yang juga dihadiri Asisten Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta itu.
Jangkauan internet yang hampir menyentuh seluruh desa di Bali menjadi katalis tumbuhnya kewirausahaan digital di Bali. Selain itu, Bali yang merupakan episentrum pariwisata di Indonesia, sehingga bisa dijadikan magnet bagi startup baru.
Pandemi COVID-19, kata Trisno, juga mengakselerasi transformasi digital di Bali dan Indonesia khususnya. Ia mengibaratkan kebiasaan yang mungkin akan terjadi 5 tahun atau 10 tahun ke depan sekarang sudah ada, terutama digitalisasi.
Bank Indonesia juga turut menelurkan berbagai kebijakan yang mendukung transformasi digital di masyarakat, salah satunya dengan sistem pembayaran berbasis QRIS. QRIS diharapkan dapat menjadi solusi transaksi digital bagi para pelaku startup.
Melalui kegiatan bertajuk #SiliconBali Enabling Bali as Digital Startup Paradise tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam memposisikan Bali sebagai pilihan bagi talenta dan industri teknologi di masa depan.
Di samping itu, agar menghasilkan solusi digital yang konkret dalam menjawab isu-isu penting dalam perekonomian Bali antara lain pemulihan pariwisata dan pemberdayaan UMKM.
Sementara itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan kegiatan tersebut dapat menjadi ajang bertemunya kalangan pelaku startup, mahasiswa dan pelajar.
Momentum ini dinilai merupakan saat yang tepat untuk memunculkan potensi kreativitas generasi muda yang ada di Bali.
"Bali Startup Summit juga merupakan peluang bagi UMKM atau Start Up Business lokal yang ada di Bali untuk mengkomersialisasikan produknya agar dapat bersaing dengan produk nasional dan internasional, serta mendapatkan manfaat bagi pertumbuhan perekonomian Bali," ujarnya.
I Made Artana, Chairman Bali Startup mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah kampanye startup di Bali yang bertujuan untuk mengaktifkan ekosistem startup di Bali.
"Sesungguhnya banyak pelaku startup muda bermunculan di Bali, namun belum terkumpul dan aktif saja, sehingga dengan mengaktifkannya bisa membangkitkan startup di Bali," ucapnya.
Sementara itu, dalam sesi workshop bertajuk Inovasi Digital dalam Transaksi Pemerintah Daerah menghadirkan dua narasumber yakni Kepala Divisi Kebijakan Publik dan Hubungan Pemda Tokopedia Emmiryzan dan Kasubid Bidang Pengembangan Sistem Informasi Bapenda DKI Jakarta Zigni Agni Apriya.
Emmiryzan memaparkan sejumlah kolaborasi yang telah dilakukan Tokopedia dengan pemerintah daerah, diantaranya untuk penerimaan E-Samsat di tujuh provinsi serta pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang sudah melayani 179 kabupaten/kota di Indonesia.
Pihaknya juga memberikan sejumlah promo dalam bentuk "cashback" yang dapat digunakan untuk pembelian di Tokopedia agar masyarakat tertarik melakukan pembayaran secara digital.
Sedangkan Zigni banyak mengupas mengenai peningkatan pembayaran perpajakan dengan menggunakan transaksi nontunai karena dampak pandemi COVID-19.
"Jumlah user pajak online di Jakarta yang pada 2019 sekitar 6.000-an, meningkat menjadi lebih dari 89 ribu pada 2020 dan pada 2021 ini sudah hampir menyentuh angka 500 ribu," ucapnya.