Pekanbaru (ANTARA) - Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Distrik XXII Riau luncurkan bank sampah pertama di lingkungan rumah ibadah (gereja), guna menjadi pilot projek dalam penanganan masalah lingkungan.
Pdt.DR Ephorus HKBP Victor Tinambunan mengatakan, upaya saat ini berawal dari doktrin HKBP bahwa semua gereja harus ikut merawat alam ciptaan Tuhan dan menentang semua usaha-usaha yang merusak alam, maka semenjak 10 tahun terakhir HKBP lebih serius untuk bisa mewujudkan hal tersebut.
Apalagi kata Oppu demikian sapaan jemaat buat ephorus tersebut, melihat kondisi global alam termasuk Indonesia, saat ini dari 10 ancaman krisis, masalah ekologi berada pada urutan paling atas.
"Ini masalah serius global termasuk Indonesia, oleh karena itulah bagaimana supaya HKBP hadir sebagai bagian dari upaya mencarikan solusi terhadap masalah itu,salah satu yang bisa dilakukan ya ini, meluncurkan bank sampah di HKBP Distrik XXII Riau," kata Ephorus HKBP Pdt.DR.Victor Tinambunan di Pekanbaru, Senin.
Acara peluncuran ini dilakukan langsung oleh Ephorus HKBP Pdt.DR.Victor Tinambunan, disaksikan Praeses HKBP dIstrik XXII Riau Pdt.Hardy Lbn.Tobing dan para pendeta serta utusan gereja HKBP di Kota Pekanbaru.
Dia mengakui peluncuran bank sampah ini adalah yang pertama kalinya di lingkungan gereja HKBP se Indonesia, yang mana terdapat 32 distrik.
"Betul ini yang pertama kali di luncurkandari 32 distrik, nanti bukan distrik nya yang mengelola akan tetapi semua jemaat nya yang ada di distrik ini bisa melakukannya," kata dia.
"Dengan bank sampah ini kita bisa mengubah sampah menjadi berkat," tegasnya lagi.
"Sebagai eporus saya sudah sampaikan dalam setiap rapat pada pimpinan resot agar distrik lain membentuk ini," tambahnya.
Sementara itu Praeses HKBP dIstrik XXII Riau Pdt.Hardy Lbn.Tobing mengaku optimis gerakan bank sampah ini akan dilakukan oleh gereja-gereja yang ada di Pekanbaru bahkan di daerah yang masuk wilayah Distrik XXII Riau.
"Saya dengar sudah mulai ada pembahasan ini di kalangan perkumpulan gereja, bahkan nanti malam katanya akan ada pembentukan tim bank sampah di Rumbai," kata Pdt.Hardy Lbn.Tobing.
Kata dia walau yang menjadi skala prioritas adalah gereja yang berlokasi di Pekanbaru, akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan menular ke gereja di daerah .
Sementara itu Anggota DPRD Riau Soniwati mengatakan,sangat mendukung program bank sampah, karena ini kegiatan yang sangat diharapkan pemerintah guna mengatasi kebersihan lingkungan.
"Karena kami mendukung, sebagai legislator kami akan hadir dan berada di tengah-tengah masyarakat untuk menyukseskan program ini agar bisa berjalan dengan baik," katanya.
Ia juga menyebut peran pemerintah dalam hal sampah ini sudah membentuk Perda, tujuannya mengatasi masalah sampah yang selalu ada tiap tahunnya. Karena sampah itu bernilai ekonomi jika dimanfaatkan dengan baik.
"Kita akan hadir untuk bekerjasama dengan pemerintah kota dan sektor yang ada untuk mengoptimalkan bank sampah ini di masyarakat sebagai sumber berkat dan menjaga lingkungan." kata anggota Fraksi PDI P ini.
Nora Sianipar selaku founder aplikasi pemol mengatakan, Bank Sampah Tuan Dibangarna (TDB) telah meluncurkan aplikasi PEMOL (Pemulung Online) di Pekanbaru tahun 2020.
Melalui aplikasi ini, masyarakat dapat menjual sampah yang memiliki nilai ekonomis, dan tim dari TDB akan menjemputnya langsung dari rumah.
"Semoga aplikasi pemol dapat membantu pemerintah kota untuk mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah secara digital," kata Nora.
Ia menambahkan program bank sampah ini sangat diperlukan untuk mengatasi masalah sampah di lingkungan masyarakat, selain juga bisa menjadi sumber pendapatan bagi ekonomi keluarga.