Pekanbaru, (antarariau.com) - PT. Chevron Pacific Indonesia, kini terus memperkuat kemitraaan dengan perusahaan-perusahaan rekanan kerja mereka guna mendukung kelancaran operasional perusahaan kontraktor kontrak kerja sama yang mengoperasikan aset-aset negara di bawah pengawasan SKMIGAS itu.
"Perkuatan kemitraan itu diperlukan sebab para mitra kerja memiliki posisi vital dalam mendukung kelancaran operasional PT CPI secara aman dan selamat sehingga tercipta keandalan operasi yang tingg dan mengoptimalkan produksi migas nasional," kata Bachtiar Abdul Fatah, VP Supply Chain Management PT. CPI, di Pekanbaru, Minggu.
Bachtiar dalam keterangannya seperti disampaikan Tiva Permata, Manager Komunikasi Chevron, keandalan operasi yang tinggi bisa terwujud jika didukung berbagai inovasi para mitra kerja yang meliputi sistem dan proses yang andal, sumber daya manusia yang kompeten, serta teknologi tepat guna.
Ia mengatakan, pemangku kepentingan, utama Chevron adalah Pemerintah Indonesia.
"Sebab sekitar 90 persen dari minyak mentah yang dihasilkan Chevron adalah untuk negara. Jadi Chevron bekerja untuk negara RI," kata Bachtiar.
Sebelumnya Rabu (12/12), PT CPI menggelar pertemuan dan dialog dengan para pimpinan perusahaan rekanan yang menjadi mitra kerja di lingkungan PT CPI, dalam sebuah acara bertajuk Vendor Day 2012.
"Kegiatan tahunan tersebut berlangsung sehari di Rumbai Country Club (RCC) diikuti 300 lebih pimpinan perusahaan mitra kerja aktif. Acara ini juga dihadiri Sr. VP Sumatra Operations Support PT CPI Albert Simanjuntak.
Simanjuntak mengatakan tentang pentingnya ketaatan perusahaan mitra kerja terhadap segala regulasi pemerintah dan menjunjung tinggi etika bisnis.
Terkait masalah ketenagakerjaan, misalnya, dia meminta perusahaan mitra kerja agar selalu memastikan terpenuhinya kemaslahatan karyawan sesuai peraturan pemerintah yang berlaku.
"Ada tiga hal utama, yakni masalah keselamatan, ketaatan terhadap regulasi dan etika bisnis, serta pentingnya kemitraan," katanya CPI kembali mengingatkan pimpinan perusahaan mitra kerja agar selalu memperhatikan keselamatan para karyawannya.
CPI katanya, menginginkan agar setiap karyawan mitra kerja pulang kembali ke rumah dan keluarganya dengan selamat setiap hari.
Ia menjelaskan, standar keselamatan yang tinggi dapat dicapai melalui pembentukan sistem dan kepemimpinan yang kuat. Hal tersebut sangat dibutuhkan karena skala operasi PT CPI yang begitu besar. Untuk aktivitas kendaraan, misalnya, jarak yang ditempuh rata-rata 370.000 km per hari, atau 136 juta km per tahun.
Albert juga memaparkan tentang kinerja keselamatan perusahaan yang menunjukkan tren membaik dalam beberapa tahun terakhir.
Seorang pimpinan perusahaan rekanan, Tumpal Hutabarat, mengaku sangat merasakan manfaat dari berbisnis dengan etika tinggi. Sebab dapat memberikan kepastian dan kenyamanan bagi mitra CPI dalam bekerja.
"Selama bermitra dengan Chevron, kami merasakan manfaat dari nilai-nilai yang dijalankan perusahaan tersebut," kata Tumpal, pimpinan dari PT Bangau Mas Perkasa, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi.
Etika bisnis yang dimaksud, di antaranya, menghindari konflik kepentingan, mengikuti proses tender secara benar dan jujur, maupun mengeksekusi proyek sesuai kontrak.