Wah, ada dugaan kecurangan cabang binaraga di PON Papua

id LaNyalla, Ketua DPD RI, LaNyalla Mattalitti

Wah, ada dugaan kecurangan cabang binaraga di PON Papua

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat menerima pengaduan dari atlet binaraga Jatim yang berlaga di PON XX Papua di Gedung KONI Jawa Timur, Minggu (10/10) (ANTARA/DPD RI)

Surabaya (ANTARA) - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menerima pengaduan dari atlet binaraga Jatim yang berlaga di PON XX Papua di Gedung KONI Jawa Timur, meminta induk olahraga binaraga yang menaungi yakni PBFI (Perkumpulan Binaraga dan Fitnes Seluruh Indonesia) untuk bertanggungjawab terkait permasalahan itu.

"Harus diselesaikan persoalan ini agar tak muncul preseden buruk seolah-olah prestasi bisa diatur atau dipermainkan oleh oknum-oknum," katanya melalui rilis, Minggu.

Para atlet yang hadir dalam pertemuan pengaduan itu antara lain Misnadi, Komara Ditayana, Akbar, Dedi Rahmono dan Pelatih Kepala yang juga Manager Atlet Binaraga Jatim, Raja Siahaan.

Raja menjelaskan banyak kecurangan yang jelas sangat kentara dalam pertandingan final yang berlangsung di Auditorium Universitas Cenderawasih tersebut.

Raja sebagai pelatih kepala sudah melakukan protes keras namun tidak ada tanggapan dan dewan juri seakan melarikan diri.

"Keputusan dewa juri pada pertandingan itu merugikan tim Jatim. Misalnya atlet kami Misnadi yang sebenarnya sudah mendapat medali di kelas 70 kg, saat akan naik panggung untuk menerima medali tahu-tahu namanya tidak dipanggil," katanya.

Selain Misnadi, kecurangan juga menimpa Komara di kelas 80 kg. Komara yang sudah 4 kali meraih medali emas di ajang PON dan merupakan andalan Jatim gagal mempersembahkan medali emas karena dikalahkan keputusan dewan juri.

"Saat itu sempat ricuh di arena pertandingan. Kami pertanyakan keputusan dewan juri, kami minta data penilaian dibuka agar transparan. Tapi dewan juri tidak bisa memberikan jawaban dan malah mengadu ke petugas keamanan," ujar Raja.

Karena kesal, menurut Raja, tim binaraga Jatim mengembalikan dua medali perunggu yang didapat di kelas 65 kg atas nama Kariyono dan 80 kg atas nama Komara Ditayana.

"Di level PON saja panitia berani berbuat curang seperti itu, apalagi di level ke bawah. Mungkin kami akan melakukan mosi tidak percaya ke PP PBFI," katanya.