Dilema banjir di negeri kaya minyak

id dilema banjir, di negeri, kaya minyak

Dilema banjir di negeri kaya minyak

Dilema... oh dilema. Rasa ini agaknya membanyangi sebagian besar warga negeri (bukan negara) kaya minyak, Riau, akibat banjir yang melanda sebagian kawasan di berbagai wilayah itu sejak beberapa pekan terakhir.

Merasa bingung, hati yang resah, gundah gulana karna suatu masalah atau suatu persoalan yang mengharuskan kebanyakan warga di "Bumi Melayu Lancang Kuning" harus segera bertindak untuk menyelesaikannya. Namun alangkah miris, tiada kunjung tiba solusi yang diharapkan.

Kabar terkini terkait bencana banjir datang dari Kabupaten Kampar, Riau. Dimana sebanyak lima desa di Kecamatan Gunung Sahilan pada kabupaten itu selama dua hari sempat terendam banjir. Hel itu akibat hujan deras yang melanda kawasan itu dalam kurun waktu yang tidak singkat.

Kelima desa itu, yakni Desa Subarak, Darussalam, Gunung Sahilan, Sungai Lipai dan Desa Kebun Durian. Banjir terjadi terjadi pada Senin (29/10) sekira pukul 17.00 WIB dan terus bertahan hingga beberapa hari mengingat luapan sungai di sekitar wilayah itu kian parah.

Akibat peristiwa itu, tercatat sebanyak 251 rumah dan 843 hektare kebun milik warga terendam banjir. Bahkan sebanyak 450 ekor hewan diungsikan.

Ketika itu, menurut Ketua Tim Tagana Kampar, Amran, ketinggian air sempat mencapai empat meter dari kondisi normal, sehingga merendam jalan-jalan dari sejumlah desa itu.

Sejumlah pihak sangat direpotkan dengan bencana rutin tahunan itu. Bahkan tim yang turun baik dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dinas Sosial, dan Tagana, juga sempat mempersiapkan tenda pleton, perahu karet serta polbek siaga di lokasi bencana untuk membantu masyarakat yang kesusahan.

Camat Gunung Sahilan, Dasman, mengaku telah memberi imbauan kepada masyarakat agar berhati-hati dan membiarkan anak-anak bermain di lokasi banjir mengingat bencana itu bisa semakin meluas.

Kabar mengenai banjir juga datang dari Kabupaten Kuantan Singingi. Dimana hujan deras yang mengguyur wilayah itu mengakibatkan ratusan rumah tergenang air.

Sejumlah sungai meluap hingga mengakibatkan ratusan warga di Kecamatan Logas, Kuantan Singingi sejak dua hari mulai Senin (29/10) hingga Rabu (31/10) mengungsi ke daratan yang lebih aman, jauh dari banjir.

Banjir di wilayah itu juga mengakibatkan sejumlah warga setempat tidak bisa beraktivitas akibat genangan air yang lebih dari satu meter.

Dikabarkan juga, sebanyak lebih dari 150 rumah warga ketika itu juga sempat tergenang air dengan ketinggian air maksimal satu meter. Di tempat-tempat tertentu bahkan genangan air mencapai lebih dari satu meter.

Banjir juga membuat warga yang memiliki kendaraan roda dua juga terpaksa harus diangkat. Sepeda motor tidak bisa dipergunakan karena desa tergenang air.

Sampan tradisonal menjadi alternatif untuk warga menjalankan aktivitas harian. Sampan-sampan milik warga desa menjadi andalan untuk mengangkut kendaraan roda dua.

Banjir Rokan Hulu

Banjir juga melanda Kabupaten Rohan Hulu, Riau. Bahkan akibatnya, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat juga sempat minta pihak sekolah yang berisiko terendam banjir agar meliburkan aktifitas proses belajar mengajar.

"Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terhadap kalangan pelajar. Mengingat data Disdikpora sementara, puluhan sekolah di tiga kecamatan mulai terendam banjir, seperti di sejumlah sekolah di Kecamatan Kepenuhan, Bonaidarussalam, dan Kecamatan Kuntodarussalam," kata Kepala Disdikpora Rokan Hulu, Muhammad Zen.

Masalahnya ketika banjir datang, demikian Zen, bukan tempat belajarnya saja yang terendam, namun jalan menuju sekolah juga ikut terendam dan biasanya arus air sangatlah deras.

"Kami takut pelajar hanyut atau terjadi hal-hal lain. Walau aktifitas belajar mengajar diliburkan selama banjir, kami berharap pihak sekolah berusaha mengejar mata pelajaran yang sempat tertinggal, seperti dengan menambah jam belajar di sekolah pasca banjir nanti," katanya.

M Zen mengaku belum tahu pasti jumlah sekolah yang terendam banjir dan terpaksa diliburkan dari aktifitas belajar mengajar. Sejauh ini, pihaknya sedang melakukan pendataan.

"Data sementara, sekolah di Desa Ulak Patian dan Rantau Binuang Sakti Kecamatan Kepenuhan sempat diliburkan akibat banjir," katanya.

Kemudian, lanjut dia, sejumlah sekolah di Kecamatan Kuntodarussalam juga dilaporkan ada sekolah yang terendam dan juga diminta untuk diliburkan.

"Memang sudah ada laporan dari beberapa sekolah yang terendam. Banjir sudah merendam bangku sekolah. Sedangkan buku-buku dan barang-barang berharga lain sudah diamankan. Kondisi demikian sangat merugikan dunia pendidikan," katanya.

Sudah Diprediksi

Analis Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Riau, Warih Budi Lestari, sebelumnya telah menyatakan bahwa memasuki akhir Oktober 2012, sebagian besar wilayah "Bumi Lancang Kuning", Negeri (bukan Negara) Melayu tengah memasuki musim basah, atau bahasan awam musim penghujan.

"Dari hasil monitoring citra satelit awan, analisa streamline dan kondisi fisis serta dari dinamis udara, pada umumnya cuaca di wilayah Riau cerah hingga berawan. Intensitas hujan-pun berpeluang terjadi sore hingga malam hari," katanya.

Warih menjelaskan, kondisi demikian telah berlangsung sejak beberapa pekan terakhir, namun jelang penghujung Oktober hingga memasuki November 2012, intensitas hujan kian meningkat.

Peluang hujan dengan intensitas volume ringan sampai sedang, terjadi di hampir merata, namun keutamaan berada di Riau bagian Barat, seperti Kampar dan Pekanbaru juga Rokan Hulu dan Kabupaten Rokan Hilir.

Sedangkan hujan dengan intensitas ringan berpotensi "mengepung" Riau bagian Timur, Utara, dan Selatan, seperti Kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Bengkalis serta sejumlah wilayah kabupaten/kota lainnya.

Warih pun menjelaskan, bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga sedang bahkan deras berpotensi terjadi disetiap waktu, baik pagi, siang dan malam.

Namun untuk dominasinya, demikian Warih, berpotensi terjadi pada waktu sore atau pada malam hari, dan arah angin umumnya bertiup dari arah Barat Daya sampai dengan Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 10 sampai 30 kilometer per jam, dengan temperatur maximal 31.5 sampai 33.5 derjat celcius (siang hari) dan temperatur minimum 21.5 sampai 23.5 derjat celcius (malam hingga dini hari).

Analis Lembaga BMKG menambahkan, hujan dengan intensitas ringan yang berarti 0,1 hingga 20 milimeter (mm) per hari, dan dengan intensitas sedang 20 sampai 50 mm per hari akan lebih rutin terjadi hingga akhir November 2012.

Hilang asap, banjir pun melanda negeri kaya minyak. Dilema ini selayaknya menjadi perhatian serius berbagai pihak untuk bagaimana mengatasinya sebelum berjatuhan korban jiwa. ***3*** (T.KR-FZR)