Peparnas: Berbagai Cara Paralimpian Tumpahkan Kekesalan

id peparnas berbagai, cara paralimpian, tumpahkan kekesalan

Pekanbaru, (antarariau) - Paralimpian mengekspresikan kekesalan di Pekan Paralympik Nasional (Peparnas) ke-XIV di Riau dengan berbagai cara seperti menangis, merajuk dan membisu.

"Para atlet khususnya yang tuna rungu, tuna grahita, jika kalah selalu tidak bisa menerima kekalahan. Mereka melampiaskan kekesalan dengan menangis dan merajuk," kata Alfira, di Pekanbaru, Rabu.

Alfira merupakan pelatih pada cabang olah raga bulu tangkis National Paralympic Comitte (NPC) Provinsi Riau.

Lebih lanjut ia mengatakan, umumnya para atlit meluapkan kekesalan mereka dengan cara menangis usai bertanding dan bahkan ada yang merajuk hingga satu hari.

Menurutnya, perbedaan para altit paralimpian dalam mengungkapkan kekesalannya ketika mengalami suatu kekalahan dalam pertandingan, merupakan hal yang lumrah.

Jika sudah menangis, si atlet tidak akan mudah dibujuk untuk diam meski yang membujuknya adalah orang tuanya atau keluarga lainnya.

Mereka akan terus menangis dan terkadang tidak mau pergi dari areal pertandingan.

"Ada atlet kita yang bernama Arif, dia itu kemarin kalah dengan skor tipis 21-19. Jadi ia begitu kesal, sehingga baru pada paginya si Arif bisa dibujuk agar tidak terus menyesali kekalahan," ujarnya.

Dia juga mengakui, kalau kekesalan yang ditunjukkan paralimpian dalam menerima kekalahan sebagai bentuk kekesalan atas usaha yang gagal dia lakukan.

"Semangat ini tentunya bisa juga ada pada diri atlet yang normal. Setelah gagal, biasanya mereka semakin bergiat latihan agar tidak gagal lagi pada pertandingan atau iven di lain waktu," katanya lagi.