Washington (ANTARA) - Amerika Serikat (AS) disebut "sangat prihatin dengan meningkatnya pengawasan, pelecehan, dan intimidasi terhadap wartawan AS dan wartawan asing lainnya" yang meliput bencana banjir di provinsi Henan, China, baru-baru ini.
Pernyataan itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price pada Kamis waktu setempat.
Baca juga: Banjir bandang di Kashmir hancurkan rumah dan tewaskan empat orang, puluhan hilang
Retorika China yang kasar terhadap berita yang dianggap kritis "telah memprovokasi sentimen negatif publik ke arah konfrontasi dan pelecehan secara pribadi" para jurnalis, kata Price dalam sebuah pernyataan.
Kementerian luar negeri China belum menanggapi permintaan untuk memberi komentar.
Baca juga: Manila dilanda banjir, ribuan warga diungsikan
Perkumpulan Koresponden Asing di China mengatakan pada Selasa bahwa wartawan dari sejumlah media asing yang meliput banjir di China telah dilecehkan di media daring dan oleh penduduk setempat.
Staf dari BBC dan Los Angeles Times menerima ancaman pembunuhan, kata perkumpulan itu.
"Kami menyerukan RRC untuk bertindak sebagai sebuah negara yang bertanggung jawab untuk menerima kehadiran media asing dan dunia menjelang Olimpiade Musim Dingin dan Paralimpiade Beijing 2022," kata Price.
Baca juga: Banjir landa Sri Lanka sebabkan 17 orang tewas
Sumber: Reuters