Food estate dapat jadi solusi untuk pemenuhan pangan RI, kata peneliti Indef

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,food estate

Food estate dapat jadi solusi untuk pemenuhan pangan RI, kata peneliti Indef

Mahasiswa Polbangtan Medan kembangkan teknologi budidaya pertanian perkotaan di Kawasan Food Estate di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. (ANTARA/HO-Polbangtan)

Jakarta (ANTARA) - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto mengatakan program food estate yang dicanangkan pemerintah dapat menjadi solusi untuk pemenuhan pangan domestik ke depan.

"Terlebih lagi, tren kebijakan ekonomi pascapandemi kemungkinan sebagian besar negara akan konsentrasi bagaimana mendorong kemandirian ekonomi masing-masing, khususnya terkait kebutuhan pangan dan kesehatan,” ujar Eko Listiyanto ketika dihubungi di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kementerian Pertanian akan tambah food estate berbasis hortikultura

Dia menjelaskan bahwa sektor pertanian, termasuk food estate, terbukti dapat bertahan meski di tengah pandemi COVID-19, sehingga akan menjadi dorongan besar bagi masyarakat untuk melirik dan mengembangkan sektor ini hingga ke produk hilir atau tahap industrialisasi.

Menurut dia, impor pangan tak perlu dilakukan karena di masa pandemi ini stok pangan masih surplus.

Untuk itu, Eko menilai lebih baik menguatkan produksi agar semakin mandiri dan menjaga antusiasme sebagian masyarakat untuk mengembangkan pertanian, tak pupus di tengah jalan akibat solusi instan impor pangan.

Baca juga: Luhut Panjaitan pastikan kawasan "food estate" tak lewati batas hutan lindung

Selain itu, disampaikan bahwa aksesibilitas terhadap pangan sangat penting sehingga strategi food estate dapat menjamin aksesibilitas baik di tingkat nasional maupun lokal.

"Pengembangannya perlu mendekat ke daerah, idealnya setidaknya setiap provinsi punya pusat produksi pangan di daerahnya. Dengan demikian juga tidak melulu lumbung pangan daerah tersebut mengembangkan padi seperti di zaman orde baru dulu, tetapi disesuaikan dengan konteks makanan pokok daerah sekitar,” ungkap Eko.

Pengembangan pangan, tambah dia, setidaknya dilakukan pada level provinsi terlebih dahulu. Karena kondisi saat ini, jika dipetakan, masih ada provinsi yang surplus pangan dan ada pula yang defisit pangan, sehingga harus bergantung pada pasokan daerah atau provinsi lain.

Baca juga: Program Food Estate, belajar dari proyek lahan sejuta hektare