Pekanbaru, (antarariau) - Rumah Detensi Imigrasi Pekanbaru, Riau, mendapat kiriman 18 imigran pencari suaka asal Afghanistan dari Kepulauan Riau yang saat ini diinapkan di kamar detensi guna menunggu suaka dari badan PBB urusan pengungsi (UNHCR).
"Mereka ini untuk sementara di detensikan atau dikurung guna pembinaan. Selanjutnya, tentu akan diperlakukan sama dengan pencari suaka lainnya yang ada di sini," kata Kepala Rudenim Pekanbaru, Fritz Aritonang di Pekanbaru, Rabu.
Data Rudenim menyebutkan, ke 18 imigran asal Afghanistan itu masing-masing atas nama Shaenn Ali, Mujaahid Hussain, Sayed Amjad, Habibullah, Rohullah, Esmat Mohammadi, Ishaque Jawad, Abdul Hamid Kamali dan Gul Babai serta Muhmad Taqi.
Kemudian ada juga atas nama Roshad Ali Nokhad, Intizad Hussain, Abdul Ahad Chaman, Shefeet Hussain, Yousuf Khuda Baksh dan Asadullah Nuri, serta Kaber Hussain.
"Seluruhn imigran laki-laki ini sebelumnya tertangkap di Kepulauan Riau setelah melalui perairan dengan menggunakan perahu atau jasa angkutan laut," katanya.
Untuk sementara, demikian Fritz, para imigran pencari suaka ini dikurung di dalam sel untuk mendapatkan pembinaan.
Sebelumnya, sempat dikabarkan oleh badan urusan pengungsi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), UN "High Commissioner for Refugees" (UNHCR), bahwa pengungsian yang disebabkan konflik semakin diperparah oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor itu termasuk perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, urbanisasi, ancaman kelangkaan pangan dan air, dan persaingan untuk mencari sumber penghasilan. Semua penyebab itu, menurut UNHCR, saling mempengaruhi dan meningkatkan ketidakstabilan dan konflik, sehingga memaksa orang mengungsi.
Komisaris Tinggi badan urusan pengungsi PBB, Antonio Guterres, di Jakarta sempat mengatakan bahwa krisis baru yang terjadi tahun lalu menyebabkan tingginya jumlah pengungsi dalam satu dasawarsa terakhir.
Saat ini sebanyak 70 persen pengungsi itu dilindungi UNHCR, ditambah dengan pengungsi Palestina, yang disebut Guterres sebagai situasi pengungsian yang berkepanjangan, lebih dari lima tahun. Dan juga asal Afghanistan yang saat ini terus memenuhi Rudenim Pekanbaru.