UKM alat pertanian binaan PTPN V raih sertifikat SNI pertama di Indonesia

id Ptpn v, ukm alat pertanian

UKM alat pertanian binaan PTPN V raih sertifikat SNI pertama di Indonesia

Wakil Gubenur Riau Edy Natar Nasution melihat langsung egrek dan dodos yang merupakan produksi UKM mitra binaan PTPN V, Koperasi Rumbio Jaya Steel. Kedua produk Perkebunan tersebut berhasil mengantongi sertifikat SNI pertama di Indonesia untuk kategori UKM. (ANTARA/HO-PTPNV)

Pekanbaru (ANTARA) - Produk perkebunan yang dihasilkan mitra usaha binaan PT Perkebunan Nusantara V, Rumbio Jaya Steel (RJS) berhasil mengantongi sertifikat mutu Standar Nasional Indonesia dari Badan Standarisasi Nasional pertama di Indonesia untuk kategori usaha kecil menengah (UKM). Kedua produk yang berhasil mengantongi SNI itu adalah egrek dan dodos.

Sertifikat jaminan kualitas wahid tersebut diserahkan Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution kepada Kelompok Koperasi Rumbio Jaya Steel (RJS) di Kediaman Dinas Gubernur Riau, Kota Pekanbaru, Kamis (16/6/2021). Selain dua produk mitra binaan PTPN V, juga terdapat satu produk Madu Wibi yang juga mendapatkan sertifikat yang sama.

Senior Executive Vice President Operations PTPN V, Ospin Sembiring dan Sekretaris Perusahaan PTPN V, Bambang Budi Santoso turut hadir mendampingi mitra binaan mereka menerima penyerahan sertifikasi SNI tersebut. Mantan Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman yang kini menjadi wakil rakyat juga hadir untuk menyaksikan momen spesial itu.

"Kita patut berbangga hati dengan produk-produk Riau yang mampu menunjukkan kualitasnya hingga berhasil meraih SNI. Ini menjadi bukti bahwa produk lokal kita bisa bersaing di tanah air. Diharapkan keberhasilan ini dapat menjadi perangsang bagi UMKM lainnya untuk meningkatkan standar produksi sesuai standar yang telah ditetapkan," kata Edy.

Chief Executive Officer PT Perkebunan Nusantara V, Jatmiko K Santosa dalam keterangannya menjelaskan bahwa pihaknya telah merangkul Koperasi Rumbio Jaya Steel (RJS) sejak awal 2020 lalu. PTPN V memilih menggunakan produk buatan pandai besi Desa Teratak, Kecamatan Rumbio Jaya, Kabupaten Kampar di tengah gempuran peralatan mekanisasi perkebunan impor.

Pada tahap awal, PTPN V selanjutnya menjalin kerjasama pembelian peralatan panen perkebunan sawit sebesar Rp1,6 miliar ke Koperasi RJS. Kesepakatan pembelian dilakukan dihadapan Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziah. Di tahun yang sama, PTPN V kembali menerbitkan kontrak pengadaan alat panen kepada RJS sebesar Rp2,8 miliar. Sehingga, total omzet yang diraih RJS di tahun 2020 lalu mencapai Rp4 miliar. Angka itu meningkat drastis dibandingkan tahun 2019 yang berada dikisaran Rp1,2 miliar.

Selanjutnya selama semester pertama 2021 ini, PTPN kembali melakukan pengadaan peralatan panen sebesar Rp1,78 miliar. Kali ini pengadaan dilakukan melalui sistem Pasar Digital Usaha Mikro Kecil Menengah (PADI UMKM) BUMN. Selain lebih transparan, lanjut dia, kebijakan tersebut juga mendorong RSJ untuk lebih dikenal perusahaan BUMN lainnya yang bergerak di sektor yang sama.

PTPN V dengan Koperasi RJS juga mendukung rencana ekspansi koperasi dengan mengucurkan dana pinjaman lunak bergilir dan bergulir sebesar Rp600 juta. Lebih jauh, Jatmiko yang juga Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Provinsi Riau akan mengajak kepada para pengusaha perkebunan di Bumi Lancang Kuning untuk turut melirik dan menggunakan produk-produk yang dihasilkan RJS.

"Kita berkomitmen untuk terus mengembangkan UKM mitra binaan Perusahaan. Tidak hanya memberikan kapitalisasi, membeli hasil produksi, mendorong promosi, namun juga mendukung upaya-upaya UKM untuk terus tumbuh, diantaranya melalui sertifikasi SNI yang berguna untuk pengembangan usaha dan bersaing ditengah ketatnya kompetisi di masa pandemi," kata Jatmiko.

Saat ini, seluruh peralatan mekanisasi PTPN V dipasok dari RJS. Langkah itu merupakan bagian dari perusahaan untuk mendongkrak tingkat komponen dalam negeri (TKDN) serta meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan berdiri.

"Rumbio Jaya Steel saat ini merupakan pemasok tunggal peralatan perkebunan di PTPN V. Dan bagi kami, semakin tinggi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) maka semakin baik untuk negara,” sebutnya.

Saat ini tercatat tak kurang dari 4.602 UKM di Riau telah menjadi mitra binaan PTPN V. Perusahaan berkomitmen untuk terus memperkuat ekonomi kerakyatan yang diwujudkan dengan menggulirkan dana pinjaman lunak hingga Rp93 miliar melalui program kemitraan.

"Terimakasih kepada Pemprov Riau dan Bank Riau-Kepri yang sejak awal membantu kita untuk dapat terlibat dalam mengembangkan UKM di Riau," tuturnya.

Ketua Bidang Pemasaran Koperasi RJS, Desrico bersyukur dengan terbitnya sertifikasi SNI untuk kedua produk andalannya tersebut. Ia mengatakan kedua sertifikat itu masing-masing terdaftar dengan nomor SNI 8205:2016 untuk dodos dan SNI 4874:2019 untuk egrek.

"Alhamdulillah kerja keras kita telah diakui bermutu tinggi oleh negara dengan sertifikasi itu. Kami berterimakasih kepada PTPN V yang tiada henti terus membantu kami. Semoga kemitraan ini dapat terus berjalan dengan baik," katanya.

Rico mengatakan terbitnya SNI tak dipungkiri menjadi angin segar bagi 250 pandai besi yang telah puluhan tahun menekuni bidang tersebut. Dia gembira karena roda ekonomi masyarakat Desa Teratak yang mayoritas berprofesi sebagai pandai besi akan terus menggeliat.

"Kami punya mimpi besar agar produk kami bisa diterima para petani dan perusahaan di seluruh Indonesia. Selain itu, kami juga berkeinginan agar produk ini dapat tembus pasar internasional," ujarnya.