Kisah Umbul-umbul "SBY" Pekanbaru Jelang 17 Agustus

id kisah umbul-umbul, sby pekanbaru, jelang 17 agustus

Kisah Umbul-umbul "SBY" Pekanbaru Jelang 17 Agustus

Pekanbaru, (antarariau) - Para pedagang bendera di Kota Pekanbaru punya cara unik untuk menarik perhatian pembeli, salah satunya dengan menyebut umbul-umbul khas Melayu dengan nama "SBY" seperti singkatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Nama itu para penjual bendera yang buat dan ada sejarahnya, gak asal sebut saja," kata Pak Win, seorang pedagang bendera di Jl Sudirman, Pekanbaru, Selasa.

Umbul-umbul SBY memiliki ciri khas tiga warna yang identik dengan Melayu Riau, yakni warna hijau, kuning dan merah. Panjangnya rata-rata 3,5 meter dan dibagian atasnya ada jahitan bendera merah putih.

Pak Win mengisahkan, dahulu para penjual menyebut umbul-umbul itu bendera Melayu. Istilah SBY mulai muncul saat Agustus 2007, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Riau untuk meresmikan Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah di Kabupaten Siak.

"Umbul-umbul ini waktu itu langsung laris manis pas Pak SBY datang karena tiap kantor pasang. Jadi kalau ada yang datang kami langsung tawari, mau beli SBY ya," kenang Pak Win sambil tertawa.

Ia mengatakan, umbul-umbul SBY kini dijual dengan harga Rp75 ribu sepasang. Namun, saat masa larisnya dulu, Pak Win mengatakan setiap pedang bisa mendapat untung besar.

"Dulu waktu dari SBY kami bisa untung Rp10 ribu dari satu umbul-umbul, sekarang cuma Rp2.000," ujarnya.

Pedagang bendera lainnya, Depi, mengatakan penjualan bendera makin lama keuntungannya kian tipis karena banyak pesaing. Selain itu, peringatan 17 Agustus yang berbarengan dengan bulan Ramadan membuat penjualan makin rendah.

"Tapi kami masih tetap optimis dagangan kami tetap laku, meski untung tipis," kata Depi.

Para pedagang menawarkan bendera dengan harga sesuai ukuran, mulai dari Rp20 ribu hingga ada yang Rp15 ribu per meter untuk bendera panjang.