Seekor Gajah Mati Makan Racun Di Kampar

id seekor gajah, mati makan, racun di kampar

Seekor Gajah Mati Makan Racun Di Kampar

Kampar, (antarariau) - Seekor gajah Sumatera liar ditemukan mati di tengah kebun kelapa sawit di Dusun IV Flambayan Desa Kota Garo, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau.

"Diduga gajah ini mati akibat diracun dengan pestisida," kata ketua tim dokter hewan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Drh. Rini Deswita, kepada ANTARA di lokasi kejadian, Jumat.

Usia gajah jantan itu diperkirakan sekitar 12-15 tahun. Gadingnya juga hilang.

Kesimpulan sementara hasil otopsi memang menunjukan gajah mati akibat racun karena limpa dan hati sudah menghitam. Tim dokter mengambil organ itu dan sampel sisa makanan dari lambung gajah untuk diteliti lebih lanjut di Balai Penelitian Veternitet Bogor dan Balai Penyidikan dan Penelitian Bukit Tinggi.

"Limpa dan hatinya sudah sangat menghitam karena racun yang dimakannya, karena fungsi organ itu adalah untuk menetralisir racun," kata Drh. Rini.

Berdasarkan pantuan ANTARA, lokasi bangkai gajah ditemukan diantara pohon sawit yang berusia sekitar lima tahun. Informasi dari warga, kebun itu milik Yancu, seorang warga Bagan Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

Beberapa pohon didekat gajah terlihat rusak, diduga telah dimakan sebelum satwa bongsor itu mati.

Sejumlah daun sawit juga terlihat dibawah belalai gajah yang mengeluarkan darah.

Kepala Pos Pengamanan Desa Kota Garo, Aiptu A. Siagian, mengatakan ia mendapat laporan ditemukan bangkai gajah dari warga pada Kamis (19/7). Menurut laporan warga, saat ditemukan sepasang gading masih ada.

"Tapi saat saya tiba dilokasi, satu gading sebelah kiri sudah hilang entah siapa yang mengambilnya," kata Siagian.

Untuk mengamankan barang bukti, ia mengambil satu gading yang tersisa. Menurut dia, gading itu kini diamankan di Polsek Tapung Hilir.

"Gading yang bisa diamankan panjangnya sekitar sejengkal tangan orang dewasa," katanya.

Menurut seorang pekerja kebun sawit, Misrenti, selama seminggu terakhir dua kelompok gajah liar kerap melintas di kebun. Ia mengatakan ratusan pohon dan beberapa pondokan kayu pekerja telah dirusak satwa bongsor itu.

"Jumlahnya bisa 15 sampai 20 ekor setiap lewat," kata Misrenti.

Namun, ia mengaku tidak pernah meracuni gajah itu sampai mati.

"Bukan kami yang meletakannya," kata ibu tiga anak itu.