PSSI: Bukan Traumatik Namun AFC Harus Sukses

id pssi bukan, traumatik namun, afc harus sukses

Pekanbaru (antarariau) - Sekjen Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Tri Gustoro menyatakan "mediasi" konflik hutang Stadion Utama Riau yang dilakukan pihaknya bukan karena traumatik konflik PSSI dan sanksi FIFA, namun Piala AFC harus sukses.

"Tidak ada traumatik, yang ada adalah bagaimana agar Asian Football Confederation (AFC) dapat berjalan sukses di Pekanbaru," kata Tri usai menggelar pertemuan dengan para petinggi konsorsium dan subkontraktor pengerja proyek Stadion Utama Riau di Kompleks Universitas Riau (UR), Selasa malam.

Sejumlah petinggi pihak konsorsium yang dimaksud Tri yakni dari PT Adhi Karya, Wijaya Karya dan PT Pembangunan Perumahan (PP).

Pertemuan ini menurut informasi adalah guna membahas dan menyelesaikan konflik atas proyek Stadion Utama Riau senilai Rp900 miliar. Antara lain terkait piutang yang diajukan subkontraktor atas pekerjaan yang telah dituntaskan.

"Intinya bagimana agar permasalahan ini selesai dan AFC dapat berjalan sukses. Dalam pertemuan ini, kami dari PSSI hanya membicarakan persoalan teknis, mana yang kurang sebaiknya dilengkapi agar pelaksanaan AFC tidak menemukan kendala," katanya.

Tri juga menegaskan masalah pembangunan Stadion Utama Riau tidak mempengaruhi penunjukan stadion tersebut sebagai tuan rumah kualifikasi Piala Asia U-22 yang akan segera dilaksakan tanggal 5-15 Juli mendatang.

"Tiket pertandinganpun sudah mulai dijual di Riau," katanya.

Beberapa hari lalu pihak subkontraktor yang ikut membangun Stadion PON Pekanbaru, Riau, membongkar beberapa fasilitas yang sudah mereka pasang di stadion. Salah satunya adalah bangku penonton yang saat ini telah kembali dipasangkan oleh pihak konsorsium.

Tindakan yang dilakukan subkontraktor itu adalah pelampiasan atas belum selesainya proses pembayaran oleh pihak konsorsium pembangunan.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, sebelumnya perwakilan forum subkontraktor Stadion PON Pekanbaru uga sempat menemui Sekjen PSSI Tri Gustoro di Senayan, Jakarta yang kemudian berinisiatif untuk menjembatani permasalahan tersebut bersama dnegan konsorsium dan pemerintah daerah.

Pertemuan tersebut dilangsungkan di dua tempat terpisah. Awalnya dilaksanakan di salah satu hotel berbintang di Jalan Dipoenegoro dan kemudian berpindah ke ruang rapat yang berlokasi di Stadion Utama Riau.