Pekanbaru (ANTARA) - Pengamat Pariwisata Riau, Dede Firmansyah meminta pemerintah daerah menggelar gerakan 3T yakni melakukan Tracing, Testing, dan Treatment (3T), di destinasi wisata, dalam upaya memberikan keyakinan pada wisatawan bahwa virus corona itu ada namun tetap waspada.
"Pariwisata memang mesti terus berlanjut walaupun pada masa pandemi COVID-19, karenanya butuh kerjasama antara wisatawan dan tempat destinasi wisata agar kasus akibat terjangkit virus corona itu bisa diantisipasi," kata Dede di Pekanbaru, Senin.
Pendapat demikian disampaikannya terkait sejumlah objekwisatadiRiau kini sudah mulai kembali banyak dikunjungi oleh masyarakat, yang biasanya tidak mau keluar rumah, sudah merasa bosan dan mengajak keluarga ke area wisata.
Dia mengatakan, kondisi tersebut tidak hanya menjadi kebutuhan masyarakat, namun juga sekaligus kembali mulai menghidupkan pariwisatadiRiau , dan para pelaku usaha kembali bangkit.
Pariwisata tetap harus hidup, katanya lagi, dan wisatawan harus selalu taat melaksanakan prokokol kesehatan, dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan atau bisa digantikan dengan hand sanitizer yang selalu dibawa oleh wisatawan.
"Masyarakat harus meyakini bahwa virus corona itu benar-benar ada, namun permasalahannya saat ini adalah masih banyak wisatawan tidak yakin dengan adanya virus tersebut," kata Dede Firmansyah yang juga pengurus DPP ASITA.
Terkait usulan gerakan 3T tersebut, katanya sejauh ini Riau belum pernah melakukannya, belum 3T secara maksimal saja kasus positif sudah banyak, apa lagi di lakukan 3T oleh pemerintah. Kita berharap Satgas COVID-19 tidak hanya "menunggu bola" orang yang terkena kasus positif, coba lihat pas weekend Sabtu-Ahad turun ke tempat destinasi wisata.
Sementara itu ia pun meragukan apakah pihak pengelola destinasi wisata apakah standby dengan thermo gunnya, atau apakah pihak pengelola destinasi wisata berani melarang wisatawan untuk tidak masuk tempat wisata?
"Kalau suhu badannya pengunjung setelah dicek mencapai 37 derajat celsius, ini pasti belum jalan, kalaupun jalan tidak maksimal. Kita harus sadar tiap hari ada kasus postif COVID-19. Awal Maret saja, Provinsi Riau masuk dalam kasus positif terbesar ke 8 se-Indonesia dan nomor 1 di Sumatera dengan jumlahnya mencapai 31.836 jiwa, per 6 Maret 2021, terdapat 15.122 jiwa di Pekanbaru," katanya.
Dari kasus COVID-19, kata Dede, masyarakat harus sadar bahwa virus itu masih ada dan masih bertebaran di sekitar masyarakat, sehingga tetap harus dilakukan 3M, dan pariwisata dapat terus berlanjut.
Ia menyebutkan, kasus positif corona virus masih ada, dan bisa dilihat kawan-kawan yang sering memposting fotonya di media sosial, mereka masing-masing masih tidak pakai masker dan tidak berjarak, kadang masih segan kalau berfoto itu tidak berdekatan dan tidak kelihatan mukanya, takut dibilang sombong.
Padahal taat 3 M harus dan wajib dilakukan, karenanya masyarakat harus disiplin menerapkan protokol kesehatan apalagi dalam masa pandemi sangat berbeda dari biasanya.
"Kitakan tak tahu apakah teman, atau saudara yang membawa virus atau tidak, begitu juga orang lain, atau bahkan diri sendiri, dan kita tidak tahu kalau mereka belum diswab. Sekarang apakah wisatawan mau di cek berkala dirinya, untuk melakukan swab antigen," ujarnya.
Kalau kita bicara ideal, katanya, wisatawan seharusnya memberikan hasil swab negatifnya ke tempat destinasi wisata, ini yang pernah dilakukan Jawa Barat saat liburan tahun baru.
Berita Lainnya
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB
Saat Natal dan Tahun Baru, kelurahan-kecamatan di Jaksel diingatkan untuk gandeng aparat
19 December 2024 12:39 WIB
Presiden Prabowo bertemu PM Pakistan bahas kerja sama ekonomi dan perdagangan
19 December 2024 12:05 WIB
Warga Gaza dambakan perdamaian dan kehidupan normal
19 December 2024 12:00 WIB
Film "Perang Kota" akan jadi penutup festival film Rotterdam, Belanda ke-54
19 December 2024 11:38 WIB