ASEAN serukan solusi damai untuk penyelesaian krisis politik Myanmar

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Myanmar

ASEAN serukan solusi damai untuk penyelesaian krisis politik Myanmar

Aksi protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, Selasa (2/3/2021). Gambar diambil dari balik jendela. (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/rwa.)

Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyerukan solusi damai untuk penyelesaian krisis politik di Myanmar, yang dipicu kudeta militer terhadap pemerintah sipil pada 1 Februari 2021.

"Kami mengimbau semua pihak terkait untuk mencari solusi damai, melalui dialog konstruktif dan rekonsiliasi untuk kepentingan masyarakat," demikian pernyataan Ketua ASEAN mengenai pertemuan informal perhimpunan tersebut pada Selasa (2/3), yang salah satunya membahas isu Myanmar.

Baca juga: Menteri luar negeri ASEAN adakan pertemuan khusus bahas krisis Myanmar

Mengacu pada pernyataan yang dikutip Rabu, ASEAN menyatakan keprihatinan atas situasi di Myanmar dan meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan kekerasan lebih lanjut.

ASEAN juga menyampaikan kesiapannya untuk membantu Myanmar secara positif, damai, dan konstruktif.

Militer Myanmar merebut kekuasaan dari pemerintah terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi, atas tuduhan kecurangan dalam pemilu November tahun lalu.

Suu Kyi dan sejumlah pimpinan partai pemenang, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), ditahan sampai saat ini.

Kudeta itu telah memicu unjuk rasa oleh berbagai lapisan masyarakat di Myanmar, yang menentang kekuasaan militer dan menuntut pengembalian kekuasaan kepada pemerintah sipil.

Belakangan, unjuk rasa damai berubah menjadi kerusuhan karena penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan setempat.

Berdasarkan laporan Reuters, sedikitnya 21 pengunjuk rasa telah tewas sejak kerusuhan dimulai sebulan lalu, sedangkan pihak tentara mengatakan satu polisi tewas.

Negara tetangga Myanmar seperti Indonesia dan Singapura telah menyerukan penghentian kekerasan dan penyelesaian krisis melalui dialog, serta pembebasan para tahanan politik.

Namun, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menekankan bahwa “Pilihan ada di tangan masing-masing anggota ASEAN”.

"It takes two to tango. Keinginan dan niat baik ASEAN untuk membantu tidak dapat dijalankan jika Myanmar tidak membuka pintu bagi ASEAN," ujar Retno dalam pengarahan pers usai pertemuan para menlu ASEAN, yang juga dihadiri oleh menteri yang ditunjuk militer Myanmar Wunna Maung Lwin.

Baca juga: Inggris jatuhkan sanksi tambahan pada panglima tertinggi junta Myanmar

Baca juga: Penentang kudeta Myanmar sambut baik adanya sanksi baru dari Inggris dan Kanada


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani