Pekanbaru, (antarariau) - Razia penertiban waria di Kota Pekanbaru, Riau, harus rutin dilakukan oleh aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), karena tiap pekan jumlah mereka terus bertambah serta keberadaan mereka yang berjejer di jalan utama mengganggu kenyamanan warga.
"Bila razia penertiban hanya sekali sebulan, tidak akan menimbulkan efek jera dan mereka akan tambah banyak," kata Hardi (36) warga Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai ditemui di Pekanbaru, Senin.
Menurut dia, keberadaan waria yang setiap malam memamerkan keindahan tubuh di jalan utama Kota Pekanbaru, merupakan pemandangan yang merusak keindahan kota.
Pernyataan tersebut sehubungan puluhan waria mengunakan pakaian seronok memamerkan bagian tubuh tertentu kepada pengendara sepeda motor atau mobil di jalan Soekarno-Hatta dan SM Amin di Kota Pekanbaru.
Selain itu, para waria juga melakukan tindakan serupa di jalan Harapan Raya dan jalan Pattimura, sehingga mereka leluasa mengoda pria yang sedang melintasi kawasan tersebut.
Bahkan para waria itu ada juga yang memaksa pengendara motor dengan berpura-pura meminta rokok kemudian secara beramai-ramai meminta uang, jika tidak punya rokok di dalam kantong.
Kejadian seperti itu pernah dialami Hasan Surbai (33) warga Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Sail, Pekanbaru yang dipaksa waria membuka dompet ketika melewati jalan Soekarno-Hatta, malam hari.
Sementara itu, anggota Fraksi PDI-Perjuangan DPRD Kota Pekanbaru Marheylin mengatakan setiap ada operasi penertiban dari Satpol PP selalu saja bocor dan waria menghilang.
Menurut dia, bahwa seharusnya Satpol PP melakukan razia rutin dan melibatkan polisi atau aparat TNI secara berkesinambungan agar para waria itu tidak mau lagi menjajakan diri di pinggir jalan.
Dia mengatakan, selain melakukan razia maka Satpol PP juga harus berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Pemkot Pekanbaru untuk mencari solusi bila waria tertangkap dalam suatu operasi.
Salah satu jalan keluar, katanya, bahwa Waria yang tertangkap diberikan pelatihan keterampilan berupa salon atau kerajinan lain agar mereka tidak berkeliaran di pinggir jalan malam hari.
Bila tidak ada solusi tersebut, maka setelah tertangkap lalu dilepaskan, kemudian waria kembali ke jalan seperti semula.
Harus ada efek jera bagi waria yang tertangkap, apalagi bagi mereka yang tidak mau mengikuti pelatihan ketrampilan, demikian Marheylin.