Seoul (ANTARA) - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Senin meminta pengujian virus corona diperbanyak dan pelacakan diperluas ketika negara itu berjuang untuk mengendalikan gelombang COVID-19 terbaru dan terbesar.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) melaporkan 615 kasus baru COVID-19 pada Minggu (6/12) tengah malam.
Baca juga: Mengantisipasi krisis karakter di kala pandemi COVID-19
Angka tersebut menggenapi masa sebulan peningkatan kasus harian COVID-19 sebesar tiga digit di Korsel, yang telah menyebabkan 8.311 pasien terkonfirmasi COVID-19 dikarantina. Jumlah itu merupakan pasien COVID-19 terbanyak yang pernah ada di negara tersebut.
Presiden Moon memerintahkan mobilisasi setiap sumber daya yang tersedia untuk melacak kasus infeksi corona, dan untuk memperluas pengujian dengan mengerahkan militer dan lebih banyak personel dari layanan publik, kata Chung Man-ho, juru bicara kantor kepresidenan, Gedung Biru, dalam sebuah pengarahan.
Moon mengatakan tempat-tempat pengujian virus corona harus beroperasi lebih lama untuk memungkinkan orang yang bekerja dapat menjalani tes sesuai dengan kesediaan waktu mereka. Selain itu, ia meminta lebih banyak fasilitas pengujian lantatur disiapkan, kata Chung.
Menurut KDCA, tingkat kasus positif COVID-19 di Korsel untuk gelombang tes terbaru adalah sekitar 4,2 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tahun ini sebesar 1,2 persen.
Pada Minggu (6/12), pihak berwenang mengatakan mereka akan memberlakukan aturan jarak sosial yang lebih ketat di Ibu Kota Seoul dan daerah sekitarnya. Aturan itu akan berlangsung setidaknya hingga akhir Desember.
Korea Selatan menghindari langkah penguncian (lockdown) tetapi menggunakan sistem pelacakan, pengujian, dan karantina yang intensif untuk memadamkan dua gelombang infeksi virus corona sebelumnya.
Namun, dengan kemuculan gelombang ketiga wabah COVID-19, pemerintah Korsel menghadapi kritik yang meningkat karena jumlah kasus terus naik meskipun berbagai aturan diberlakukan, seperti wajib masker, jam malam untuk restoran dan bisnis lain, serta pembatasan transportasi umum.
Total kasus COVID-19 pada Senin turun sedikit dari jumlah kasus pada Minggu, saat KDCA melaporkan 631 kasus baru infeksi corona. Angka itu merupakan kenaikan harian tertinggi sejak puncak wabah COVID-19 di Korsel pada Februari dan awal Maret.
Secara keseluruhan, Korea Selatan telah melaporkan 38.161 kasus COVID-19, dengan 549 kematian.
Otoritas kesehatan Korsel mengatakan bahwa jika kecenderungan peningkatan kasus saat ini berlanjut, sistem layanan rumah sakit akan mengalami kelebihan beban.
Baca juga: Jerman catat sebanyak 23.318 kasus tambahan COVID-19
Baca juga: Pasien COVID-19 yang dirawat inap di Wisma Atlet bertambah jadi 2.410 orang
Sumber: Reuters
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Berita Lainnya
Menag akan batasi perjalanan dinas seluruh jajarannya
15 November 2024 17:12 WIB
PLN dorong mahasiswa perguruan tinggi di Riau berinovasi kembangkan teknologi kendaraan listrik
15 November 2024 16:49 WIB
Rasa autentik rempah khas Indonesia di Vientiane, Laos
15 November 2024 16:15 WIB
Presiden Prabowo sampaikan tekad Indonesia lakukan hilirisasi sumber daya
15 November 2024 15:25 WIB
Reses DPD RI ke Riau, harapkan BRK Syariah terus berkontribusi bagi masyarakat
15 November 2024 14:58 WIB
Erupsi Gunung Lewotobi, 29.323 penumpang di Soetta batal terbang
15 November 2024 14:42 WIB
PPN 12 persen, ekonom minta pemerintah agar buat kebijakan pro daya beli
15 November 2024 14:16 WIB
Dekranasda Riau gelar lomba motif tenun dan batik khas Riau, ini pesan Zuliana Rahman Hadi
15 November 2024 14:10 WIB