Upaya mempercepat penurunan angka "stunting" terhambat semasa pandemi COVID-19

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, stunting

Upaya mempercepat penurunan angka "stunting" terhambat semasa pandemi COVID-19

Arsip Foto. Kader menimbang balita dalam kegiatan posyandu balita khusus daerah pedalaman di Desa Matabundu, Kecamatan Laonti, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Jumat (13/11/2020). Kegiatan posyandu keliling di daerah pedalaman itu ditujukan untuk menekan kasus stunting pada balita. (ANTARA FOTO/Jojon/wsj)

Jakarta (ANTARA) - Upaya untuk mempercepat penurunan angka kasus stunting--kekurangan gizi kronis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sehingga anak bertubuh lebih pendek ketimbang anak-anak seusianya-- terhambat semasa pandemi COVID-19.

Pembatasan-pembatasan yang diterapkan untuk meminimalkan risiko penularan virus corona, penurunan daya beli warga, hingga keterbatasan ruang fiskal pemerintah semasa pandemi COVID-19 termasuk faktor yang menjadi penghambat percepatan penurunan angka kasus stunting.

Baca juga: BKKBN gencarkan sosialisasi pencegahan stunting di Rohil

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Hasto Wardoyo sebagaimana dikutip dalam siaran pers BKKBN di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa dalam kondisi yang demikian, upaya yang lebih keras dibutuhkan untuk mencapai target penurunan angka stunting.

Menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020--2024, ia mengatakan, angka kasus stunting di Indonesia pada 2024 ditargetkan turun menjadi 14 persen dari sekitar 27 persen.

"Dibutuhkan kesungguhan dan upaya keras agar bisa mencapai target tersebut," kata Hasto.

Ia mengemukakan perlunya strategi khusus dan reorientasi program untuk mempercepat penurunan kasus stunting.

BKKBN menerapkan strategi berbasis keluarga untuk mendukung percepatan penurunan kasus stunting.

"BKKBN akan melakukan program bina keluarga, menyasar keluarga yang memiliki anak di bawah usia lima tahun dan juga di bawah dua tahun," kata Hasto.

Upaya berbasis keluarga BKKBN untuk mendukung percepatan penurunan angka stunting, menurut dia, juga mencakup pencegahan perkawinan pada usia dini yang selama ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi masalah keterlambatan tumbuh pada janin.

Baca juga: Cegah stunting di Pelalawan, RAPP-APR luncurkan Pos Pemantauan Gizi

Baca juga: Atasi stunting, Kementan akan perluas tanaman padi Inpari Nutri Zinc


Pewarta: Katriana