Jakarta (ANTARA) - Di setiap krisis global, seperti yang saat ini masih terjadi karena pandemi COVID-19 masih berlangsung, salah satu sektor yang tangguh daya tahannya adalah pertanian.
Bila sektor lain tumbang, maka sektor pertanian dalam arti luas, seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, tidak saja kuat bertahan, namun juga eksis.
"Di tengah pandemi ini, sektor pertanian kita mampu tumbuh 16,24 persen dan jadi penyumbang tertinggi bagi pertumbuhan ekonomi nasional kuartal kedua. Pertumbuhan ini harus terus dijaga, dijadikan momentum untuk meningkatkan kesejahteraan petani maupun nelayan," demikian cuitan Presiden Joko Widodo @jokowi pada 6 Oktober 2020.
Karena itu, pada acara Forum Petani Muda yang disiarkan secara daring pada Kamis (29/10), Presiden terus mengajak generasi muda menekuni dunia pertanian.
Kepala Negara mengharapkan keberadaan forum petani organik muda itu dapat mengajak lebih banyak anak-anak muda untuk kembali bertani, tidak malu, tidak gengsi, namun sebaliknya bangga dan bersemangat karena menjadi petani itu pekerjaan mulia.
Presiden juga menyatakan dengan pengolahan pertanian secara modern diharapkan pertanian Indonesia dapat tumbuh sebagai pilar penting pertumbuhan ekonomi nasional, akan semakin maju sehingga masyarakat akan semakin lebih sejahtera.
Namun, Presiden juga mengingatkan akan pentingnya inovasi, di mana inovasi pada sektor pertanian akan menjadi pilar penting pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Inovasi tersebut, antara lain seperti perbaikan produksi hingga perbaikan pasca-panen, seperti proses penanaman, pemeliharaan, hingga pengolahan branding, packaging dan pemasaran.
Pada kunjungan kerja di Balai Diklat Universitas Muhammadiyah (Unismu) Makassar, Sabtu (26/10), Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi apa yang sudah dikembangkan oleh perguruan tinggi itu.
Unismu mengembangkan agribisnis peternakan ayam kampung dan industri pakan ternak.
Agribisnis peternakan ayam kampung dan industri pakan ternak yang dikembangkan Unismu ini ditujukan untuk mendidik dan melatih para peternak, serta mengembangkan sektor agribisnis yang dapat memperkuat ketahanan pangan nasional.
Kegiatan agribisnis tersebut berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Pengembangan penelitian
Meski bukan entitas industri yang terkait langsung dengan pertanian, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (HeidelbergCement Group) ikut berkontribusi dengan pengembangan sektor pertanian itu.
Sumbangsih itu diwujudkan dengan keberadaan Pusat Penelitian, Pelatihan, dan Pemberdayaan Masyarakat (P4M) di Desa Tajur, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"P4M ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M) di tempat yang sama," kata Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya saat peresmian bersamaan pada HUT Indocement ke-45 di Citeureup, Bogor, Selasa (4/8) 2020.
Yang berbeda dari sebelumnya P3M -- ada penambahan fungsi "penelitian" -- dari sebelumnya sehingga di lokasi tersebut bisa menjadi tempat untuk mengembangkan budi daya pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan yang sederhana dan tepat guna.
P3M secara internal diresmikan pada 11 Agustus 2014, sedangkan dalam prasasti diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan dan Direktur SDM Indocement di Bandung pada 17 Desember 2014 .
Di area seluas lebih kurang 10 hektare di Hambalang, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, -- terdiri atas 5 ha area P4M dan 5 ha untuk budi daya domba -- masyarakat dan juga kelompok usaha atau kelompok tani, bisa belajar dan mendapat pelatihan untuk pemberdayaan.
Kesempatan diberikan kepada masyarakat desa mitra Indocement yang tertarik untuk belajar pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
"Tujuan P4M adalah agar para peserta dapat memperoleh penghasilan yang lebih baik setelah pelatihan," kata Direktur SDM dan Corporate Social Responsibility (CSR) Indocement Antonius Marcos.
Di P4M tersebut Indocement menyediakan lahan khusus untuk kandang sapi, domba, kambing dan ayam untuk sarana pelatihan merawat hewan, membuat pakan hewan serta sistem penggemukan ternak.
Lahirkan inovasi
Seperti yang sudah diingatkan Presiden Joko Widodo terkait akan pentingnya inovasi, di P4M pun, menurut Manajer Corporate Social Responsibility dan Security (CSRS) Indocement Sahat Panggabean hal itu kini juga menjadi poin penting.
"Setelah dikembangkan dari semula P3M, maka setelah diperluas menjadi P4M yang di dalamnya ada unsur penelitian, maka inovasi menjadi hal yang ditargetkan," katanya.
Ia menjelaskan hingga 2025 ditargetkan minimal dari klaster yang ada, yakni pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan ditambah dengan klaster tambahan edu-wisata, ada dua inovasi yang dilahirkan.
"Masing-masing klaster dua inovasi," tambahnya.
Mengingat keterbatasan SDM di dalam penelitian terkait bidang pertanian dalam arti luas itu, ia mengakui bahwa kolaborasi dengan pihak luar menjadi keniscayaan.
Selain di kawasan Pabrik Citeureup, kata dia, P4M juga dikembangkan pada dua unit pabrik lainnya, yakni di Palimanan, Kabupaten Cirebon, dan pabrik di Tarjun, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Di masing-masing P4M yang ada tersebut, pengembangan dan pelatihannya tentu disesuaikan dengan program yang berbeda seiring minat dan kondisi lokasi.
Mereka yang mendapat pelatihan, selain tidak dikenakan biaya dan dalam setiap peserta pelatihan dilibatkan perangkat desa untuk mengakomodasi siapa saja yang bisa mengikuti dalam setiap angkatan.
P4M juga menjadi pusat penyedia berbagai bibit tanaman untuk reklamasi lahan, setelah lahan dieksploitasi agar menjadi hijau kembali.
Tanaman penghasil bahan bakar nabati, seperti jarak pagar, kemiri sunan, nyamplung, king grass, sengon, trembesi serta tanaman lokal yang sudah langka.
Contohnya, untuk di Cirebon, seperti duwet, gempol, dan lainnya, sedangkan di Citeureup dikembangkan tanaman teureup.
Dalam rangka peningkatan kualitas SDM juga diberikan pelatihan budi daya ikan di lahan bekas galian tambang.
Sementara itu Manajer Operasional LP4M Indocement Mining Hambalang Hilman Herdiansyah, SP menambahkan bahwa khusus untuk budi daya ikan hias, kelompok pembudidayanya, bahkan ada yang sudah mampu memenuhi permintaan ekspor.
Demikian pula untuk peternakan domba, di mana peserta pelatihan juga mendapat bantuan modal, pendampingan, akses pemasaran, bisa memenuhi pasar, khususnya saat menjelang Idul Adha.
Meski demikian, menurut supervisor P4M Mining Hambalang Kholid Samsurrijal, tentu tidak semua peserta pelatihan ada yang terus melanjutkan usaha.
"Tergantung komitmen kuat mereka, apakah serius dan tekun sehingga berhasil ataukah berhenti selepas pelatihan," katanya.
Pada 4 Oktober 2014, Indocement juga meluncurkan "Gerakan Tani Mandiri" (GTM).
Program ini bertujuan untuk menggarap potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa dengan menyediakan bibit tanaman, media tanam dan peralatan tani. Selanjutnya masyarakat diberikan bimbingan dan pelatihan agar mereka dapat mencapai kemandirian dalam bertani.
Dalam sebuah diskusi dengan alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) pada akhir November 2020, Kementan sendiri mendorong academy, business, government and community (ABGC) untuk bersama sama mengawal pembangunan pertanian Indonesia.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri menyatakan pihaknya akan terus berusaha menjalin komunikasi guna menyerap semua potensi di sektor pertanian.
Merujuk pada kolaborasi ABGC itu, maka P4M Indocement adalah salah satu dari bagian itu yang bisa dikembangkan pada elemen business lainnya.
Oleh Andi Jauhary