Selatpanjang (ANTARA) - Suwandi (48) warga Desa Nipah Sendanu, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, ditemukan tewas tergantung di perkebunan pohon karet, Selasa.
Korban diduga depresi karena ditolak oleh mantan istrinya untuk rujuk kembali.
"Iya benar, korban pertama kali ditemukan tewas pada Selasa (20/10) oleh masyarakat di perkebunan karet milik Iwan di Desa Nipah Sendanu," kata Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito melalui Kapolsek Tebingtinggi Iptu Aguslan SH kepada ANTARA.
Diceritakan kronologisnya, pada Senin (19/10) sekitar pukul 05.00 WIB, anak kandung korban bangun tidurdan melihat pintu belakang rumahnya dalam kondisi tidak terkunci.
Lalu dia mengecekke kamar korban dan menemukan satu gawai beserta dompet milik korban terletak di atas kasur.
"Saat dicek korban sudah tidak berada di dalam kamarnya. Akhirnya dia bersama keluarganya dan masyarakat berupaya mencari korban hingga malam hari, namun tidak kunjung menemukan keberadaannya," jelas Aguslan.
Tak berhenti di situ, pada Selasa (20/10), warga kembali melanjutkan pencarian, dan sekitar pukul 08.00 WIB di perkebunan karet ada kejanggalan yang tidak biasa.
"Setelah masuk ke perkebunan karet tersebut Kadar bersama empat warga lainnya menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia dengan kondisi leher tergantung pada seutas tali di bawah pohon karet. Penemuan itu tidak jauh dari belakang rumah korban yang berjarak lebih kurang 200 meter," kata Aguslan.
Hasil penyelidikan dari keterangan mantan istri korban Sadiah (42), kematian Suwandi diduga kuat karena depresi. Antara korban dan mantan istrinya sudah empat tahun bercerai.
"Pada tanggal 17 Oktober 2020 lalu korban mendatangi mantan istrinya untuk meminta rujuk kembali. Namun mantan istrinya menolak permintaan itu hingga dia (korban) melakukan kekerasan terhadap mantan istrinya dengan menampar ke wajah sebanyak satu kali," cerita Aguslan menirukan perkataan mantan istri korban.
Baca juga: Geger, warga temukan mayat di hutan bakau Desa Banglas Barat
Permasalahan itu akhirnya diadukan oleh Sadiah dan diselesaikan ditingkat desa bersama Bhabinkamtibmas di Desa Sungai Tohor Brigadir Ahmad Robi Fadhilah.
Sementara keterangan dari tenaga kesehatan Puskesmas Sungai Tohor, hasil visum et repetum pada korban tidak ditemukan tanda kekerasan. Melainkan pada leher korban ditemukan bekas lilitan tali, bercak darah di bagian telinga kanan, kotoran di celana dalam, dan cairan sperma pada kemaluan korban.
"Saat ini jenazah sudah dikembalikan kepada pihak keluarga. Terhadap permasalahan tersebut pihak keluarga menerima dengan ikhlas dan tidak akan menuntut di kemudian harinya dengan menandatangani surat pernyataan tidak dilakukan autopsi," tutupnya Kapolsek Tebingtinggi itu.
Baca juga: Penemuan mayat di Siak, diduga sopir travel dari Pekanbaru yang hilang seminggu
Berita Lainnya
Lima hari tak pulang, warga Gogok ditemukan tewas di gubuk bambu
28 October 2020 18:57 WIB
BRK Syariah pembiayaan ASN Kepulauan Meranti yang akan pensiun
10 July 2024 10:10 WIB
Kopi Liberika Rangsang dan Sagu Meranti berpotensi mendunia, ini kata Budi Argap
29 May 2024 16:47 WIB
CSR BRK Syariah kembali disalurkan di Meranti
02 April 2024 15:54 WIB
Apresiasi kinerja Kejari Meranti, BRK Syariah lanjutkan penandatanganan SKK
26 January 2024 10:47 WIB
Peduli banjir, PT SAU salurkan ratusan paket sembako di Teluk Meranti
25 January 2024 10:33 WIB
PT SRL dan Polres Meranti salurkan bantuan ke korban banjir
24 January 2024 13:18 WIB
PT RAPP bantu ratusan warga korban banjir di Kabupaten Kepulauan Meranti
16 January 2024 10:56 WIB